Hargo.co.id, GORONTALO – Dua warga asal Kabupaten Boalemo, masing-masing Ridwan Panabulu (46) Riski Ismail (23) Warga Desa Saripi, nyaris meregang nyawa saat hendak mengumpulkan material tambang di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Pohuwato, Kamis (9/11/2023).
Dari informasi yang dirangkum, peristiwa nahas yang hampir merenggut nyawa dua warga asal Desa Saripi, Kecamatan Paguyaman, itu bermula saat Ridwan (46) beserta rekannya Riski (23) sedang beraktifitas di lokasi Peti Balayo. Sekitar pukul 16.45 Wita, beberapa rekan sudah memperingati keduanya untuk menjauhi bekas galian, mengingat kondisi lokasi yang rawan longsor. Meski sudah diingatkan, Ridwan dan Riski tak juga mengindahkan peringatan rekan kerja lainnya. Benar saja, tak berselang lama, tanah tersebut akhirnya longsor hingga membuat keduanya tertimbun material tanah.
15 menit lamanya, kedua warga asal Kabupaten Boalemo itu bertarung nyawa agar bisa lolos dari himpitan material tanah yang menutupi hampir seluruh bagian tubuh. Beruntung, rekan penambang lainya yang dibantu warga segera mengevakuasi keduanya dari reruntuhan longsor. Dengan kondisi yang lemas, keduanya akhirnya dilarikan ke RSUD Bumi Panua dan dilakukan penanganan medis. Meski mengalami kondisi cedera dibeberapa bagian tubuh, beruntung nyawa keduanya berhasil diselamatkan.
Maryam Mahmud (38) Istri dari Ridwan, mengungkapkan, lantaran insiden tersebut, suaminya menderita luka cukup parah dibagian wajah dan leher.
“Karena luka dibagian muka (wajah) dan leher, suami saya akhirnya harus dijahit sebanyak 36 jahitan. Juga bengkak dibagian leher,” Ungkapnya
Kendatipun harus dirawat insentif di RSUD Bumi Panua, karena luka yang dialami, Maryam masih bersyukur karena suaminya masih bisa selamat.
“Satu hal saja pak, saya bersyukur dia masih bisa selamat walaupun harus menerima banyak jahitan,” ujarnya, Kamis (9/11/2023).
Keluarga lain Ridwan, Cindriyanti, mengungkapkan, ayahnya (Ridwan) sudah dua pekan ini berada di lokasi tambang Pohuwato yang beberapa hari sebelum kejadian Ridwan berjanji akan segera pulang untuk menemui keluarganya di Paguyaman.
“Janjinya akan segera balik, tetapi keluarga malah mendengar kabar ayah saya tertimbun tanah di tambang. Harapan kami, ayah kami bisa segera pulih biar bisa pulang dan berkumpul bersama kami,” tandasnya.(*)
Penulis: Riyan Lagili