Sopyan Nusi, Korban Tenggelam di Air Terjun Piala, Sulawesi Tengah
Berniat mencari rezeki di kampung orang, malah pulang tak bernyawa. Begitulah nasib dialami Sopyan Nusi, warga Desa Dongala, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. Pria berusia 25 tahun itu tewas tenggelam di Air Terjun Piala, Kelurahan Hanga-hanga, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai.
Franco Bravo Dengo – Tibawa

Hargo.co.id – Sirine ambulans dari kejauhan nyaring terdengar. Sekumpulan warga yang sejak pagi menunggu langsung bangkit dari tempat duduk. Diliputi rasa penasaran, para warga yang berpakaian kemeja putih itu menghampiri mobil ambulans yang bagian sampingnya bertuliskan Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Isak tangis pun pecah, ketika sesosok jenazah diturunkan dari dalam mobil ambulans. Adalah Sopyan Nusi, jenazah tersebut. Pria berusia 25 tahun itu meninggal lantaran tenggelam di Air Terjun Piala, Kelurahan Hanga-hanga, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai.
Sebelumnya, selama dua hari Sabtu-Ahad (10-11/3), Sopyan dinyatakan hilang saat sedang mandi di Air Terjun Piala. Senin (12/3), jasad putra sulung pasangan Halid Nusi (55) dan Lili Idrus itu ditemukan. Anak pertama dari empat bersaudara itu ditemukan dalam kondisi terhimpit di gua di bawah air terjun.
Sebelum meninggal, Sopyan memang memutuskan untuk bertolak ke Luwuk. Ia mencoba peruntungan di daerah yang berjulukan “Kota Berair†itu. Pria yang bertubuh agak gemuk itu berniat mencari pekerjaan.
Selain memiliki sejumlah teman, salah seorang paman Sopyan berada di Sulawesi tengah. Sehingga hal itu memotivasi dirinya untuk meraih rezeki di tanah rantau.
Sabtu (3/3), Sopyan pamit ke kedua orang tua. Niat Sopyan itu mendapat restu kedua orang tua. Apalagi, Halid Nusi dan Lili Idrus mengetahui bila ada sanak famili yang sudah berada dan berdagang lama di Sulawesi Tengah.
“Dia bilang, tolong jaga adik-adik. Mungkin saya sudah tak kembali lagi kalau sudah dapat pekerjaan di sana,†ujar Lili yang tampak sangat lemas karena tak kuasa menahan sedih. Wajahnya sembab dan bulir air mata terus membasahi kedua pipinya.
Sore sekitar pukul 17.00 wita, Sopyan turun dari rumah di Desa Donggala, Kecamatan Tibawa. Ia lantas menuju ke Pelabuhan Feri, Kota Gorontalo. Setibanya di Luwuk, Sopyan sempat mengontak keluarganya memberitahukan bila dirinya sudah tiba di Luwuk.
Semingu berada di Luwuk, Sabtu (10/3) Sopyan lantas diajak empat rekannya ke Air Terjun Piala, salah satu destinasi wisata sangat tenar di Sulawesi Tengah. Sosok pendiam tersebut sempat memposting foto-foto, saat dirinya terlihat menikmati momen bersama teman-temannya di Air terjun tersebut.
Petaka pun baru terjadi sekitar pukul 15.00 Wita, saat satu-persatu mereka menguji adrenalin dengan melompat dari atas tebing. Sopyan yang giliran terakhir melompat sudah tidak muncul lagi ke permukaan. Dari situlah insiden nahas tersebut terjadi.
Keluarga di Gorontalo yang mendapat informasi tersebut, memutuskan berangkat ke Sulawesi Tengah, sore itu juga. Perasaan harap-harap cemas keluarga pun bergejolak tatkala menanti pencarian yang dilakukan oleh Tim BASARNAS Kabupaten Banggai.
Setelah dua hari rutin melakukan pencarian, Senin (12/3) sekitar pukul 11.00 Wita, jasad Sopyan Nusi akhirnya ditemukan dengan posisi terjepit dengan kayu, dalam sebuah goa di dasar sungai Air Terjun.
Jenazah pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit untuk dilakukan visum. Sore harinya jenazah Sopyan dibawa ke Gorontalo dengan ambulans. Sementara keluarga sudah terlebih dahulu kembali ke Gorontalo menggunakan pesawat.
Jenazah pun tiba di tanah kelahirannya Desa Donggala, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Selasa (13/3) sekitar pukul 13.00 Wita. Jenazah Sopyan diantar oleh iring-iringan keluarga dan kerabat menuju tempat peristirahatan terakhirnya, di pekuburan keluarga yang belokasi tepat di area belakang rumahnya. Sejumlah kerabat dan sanak famili memadati penguburan pria pendiam itu.(gp/hg)