GORONTALO, hargo.co.id – Rusli Habibie dan Idris Rahim, sore ini akan resmi menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo periode 2017-2022.
Ini adalah periode kedua pasangan yang dikenal dengan sebutan Nyata Karya Rusli Idris (NKRI) ini. Jika tak ada aral melintang, di Istana Negara, Rusli Habibie – Idris Rahim akan dilantik Presiden Joko Widodo.
Pelantikan NKRI merupakan pelantikan tahap pertama hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak seluruh Indonesia, yang dihelat 15 Februari 2017 lalu. Seperti diketahui pasangan NKRI unggul 50,65 persen dari dua pasangan lainya, yakni Hanna Hasanah – Toni Yunus dan Zainuddin Hasan – Adhan Dambea.
Seiring dengan itu, banyak pekerjaan rumah untuk pembangunan Provinsi Gorontalo yang sudah menanti pasangan yang diusung partai Golkar dan Demokrat ini. Beberapa mega proyek yang harus dituntaskan dari periode sebelumnya.
Misalnya kelanjutan jalan lingkar Gorontalo Outer Ring Road (GORR), kelanjutan rumah sakit dr.Hasri Ainun Habibie, pembangunan bendungan randangan, kelanjutan pembangunan akses jalan Biliuhu-Bilato, peningkatan akses jalan trans Sulawesi Taludaa (Bonbol) – Molosifat (Pohuwato), pembukaan jalan Tolinggula (Gorut) – Marisa (Pohuwato), proyek jalan Tenilo – Iluta, waduk bone hulu, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dibangun sejak tahun 2007 lalu.
Yang paling dinanti masyarakat Gorontalo juga adalah berdirinya Islamic Center di daerah ini. Selain program pembangunan fisik, sejumlah program pemberdayaan juga menanti realisasi.
Misalnya pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Gorontalo Paguyaman Kwandang (Gopandang), lanjutan pendidikan gratis, pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas, gaji guru honor setara UMP, serta realisasi embarkasi haji penuh (EHP) Gorontalo.
Dalam kampanye Pilkada baru-baru ini, Rusli Habibie – Idris Rahim menjanjikan delapan program prioritas, masing-masing pendidikan gratis lebih berkualitas, kesehatan gratis lebih prima, infrastruktur lebih merata, ekonomi rakyat lebih meningkat, pemerintah lebih melayani, agama dan budaya lebih semarak, pariwisata lebih mendunia, lingkungan lebih lestari.
Delapan program prioritas ini merupakan pengembangan dari empat program prioritas sebelumnya, yakni pendidikan gratis, kesehatan gratis, infrastruktur dan ekonomi kerakyatan.
“Itu yang akan saya lakukan. Segera merealisaikan semua janji politik,” tegas Rusli Habibie.
Menurut Rusli Habibie, Gorontalo tidak boleh lengah, harus bergerak cepat memacu pembangunan. Dengan delapan program prioritas yang nantinya menjadi arah pembangunan Provinsi Gorontalo untuk lima tahun mendatang, Rusli Habibie – Idris Rahim optimis provinsi ke 32 di nusantara ini akan lebih maju dan sejahtera.
“Insya Allah, saya dan pak Idris Rahim akan menjalankan program yang sudah direncanakan. Ini merupakan janji yang berdasarkan kebutuhan masyarakat. Makanya harus dikerjakan. Apalagi sebagian sudah dijalankan seperti pembangunan GORR tahap pertama,†kata Rusli Habibie.
Khusus untuk GORR memang butuh perhatian serius, terutama dalam kelanjutan pada segmen tiga (wilayah Bone Bolango dan Kota Gorontalo). Pada segmen ini, ruas jalan yang menghubungkan pelabutan laut Gorontalo di Leato dan pelabuhan udara Gorontalo di Isimu ini memakan biaya yang tidak sedikit, terutama dalam pembebasan lahan.
Dari hasil apraisel pengadaana lahan. Pemerintah provinsi harus menyediakan anggaran pembebasan lahan sekitar Rp 300 miliar. Makanya tantangan di depan mata yang akan dihadapi Rusli-Idris adalah memastikan tersedianya anggaran pembebasan lahan entah lewat APBD maupun melalui anggaran kementerian.
Begitu pun dengan pembangunan waduk bone hulu. Waduk yang direncanakan sejak era pemerintahan Presiden BJ Habibie ini hingga kini tak kunjung terealisasi. Padahal waduk memiliki beragam fungsi yang dibutuhkan daerah saat ini, seperti untuk penanggulangan banjir,irigasi, air baku, listrik dan pariwisata.
Sejauh ini progres waduk baru pada tahap perencanaan dan studi kelayakan. Salah satu penghalang waduk yang menjadi PR Rusli – Idris adalah munculnya gejolak penolakan warga karena dinilai akan menenggelamkan pemukiman mereka, termasuk area waduk yang masuk dalam kawasan taman nasional bogani nani wartabone (TNBNW).
Rusli Habibie dan Idris Rahim juga diharapkan dapat memacu dan menyelesaikan pekerjaan pembangunan PTLU Anggrek 2×25 MW yang mangkrak sejak tahun 2007.
PLTU yang dibangun sejak era Gubernur Fadel Muhammad ini diharap dapat mengatasi krisis listrik Gorontalo kala itu, namun tak kunjung tuntas gara-gara persoalan lahan dan kontraktor yang sempat angkat kaki.
Dengan selesainya PLTU Anggrek, maka Gorontalo akan kelebihan pasokan listrik, bahkan menjadi penopang listrik untuk wilayah Gorontalo dan Sulawesi Utara. Selain itu, akses jalan area selatan Biluhu-Bilato dinantikan masyarakat saat ini.
Akses ini tak saja melancarkan transportasi namun akan meningkatkan ekonomi dan membuka akses ke tempat-tempat wisata di wilayah itu.
Pada aspek pelayanan keumatan, lewat tangan dingin Rusli Habibie dan Idris Rahim juga diharapkan terwujudnya Gorontalo sebagai embarkasi haji penuh (EHP). Beberapa tantangan yang harus dipenuhi yaitu pemenuhan syarat kelompok terbang (kloter) calon jemaah haji.
Kementerian Agama telah menyaratkan sebuah EHP minimal harus memberangkatkan 14 kloter. Sementara Gorontalo sekarang ini baru bisa memberangkatkan dua kloter penuh.
Sehingga Rusli-Idris harus bisa menarikan pemberangkatan calon jamaah haji di daerah-daerah tetangga seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku dan Maluku Utara dan daerah lain.
Persyaratan lain yang juga harus dipenuhi adalah pembenahan sarana pendukung di Bandara Jalaludin. Utamanya penambahan panjang landasan pacu. Sekarang ini panjang landasan pacu hanya sekitar 2.500 meter. Sementara landasan yang bisa di darati pesawat berbadan lebar panjangnya minimal 3.000 meter.
Begitu pun dengan Islamic Center. Program pembangunan Islamic Center sebetulnya telah digagas beberapa tahun lalu atau saat periode pertama NKRI. Saat ini masyarakat Gorontalo menanti berdirinya Islamic Center, apalagi Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo dan Bone Bolango ‘rebutan’ menjadi lokasi pembangun Islamic Center.
Islamic Center sangat beralasan di bangun di Gorontalo, karena daerah ini mayoritas penduduk beragama Muslim. Selain itu untuk sektor ekonomi, NKRI diharap merealisasikan pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Gorontalo Paguyaman Kwandang (Gopandang).
Kini, Gorontalo menanti karya nyata Rusli Habibie – Idris Rahim pada periode kedua ini. Selamat Bekerja kembali. ! (tro/hargo)