Sheva kemudian bergabung bersama Partai Sosial Demokratik Ukraina dan berada di rangking dua partai pada Pemilu Parlemen, Oktober 2012. Memang, semesta hanya menghendaki Sheva menggeluti sepak bola. Ketika partainya hanya meraup 1,58 persen suara, maka mereka gagal mendudukkan siapapun di Parlemen.
Karena itu, Sheva pun memutuskan untuk mundur. â€Sejak awal, hanya sepak bola yang aku ketahui. Dunia itulah yang aku ingin tinggali selamanya,†ujar Sheva terkait dengan keputusan mundurnya sebagai politikus.
Satu bulan sejak pemilu parlementer itu, datang tawaran dari FFU (Federasi Sepak Bola Ukraina) untuk menjadikannya sebagai pelatih kepala timnas proyeksi Piala Dunia Brasil 2014.
Tentu, bagi Sheva, momen seperti inilah yang paling dia nanti dalam hidupnya. Apalagi, tawaran datang empat bulan sejak dia memutuskan untuk mengistirahatkan kakinya dari lapangan hijau.
Selain itu, dengan status Shevchenko yang sudah mengenyam berbagai gelar prestisius Benua Biru, dia pun dianggap sebagai pahlawan bagi negara yang baru merdeka selama 21 tahun itu. Namun, diluar dugaan banyak orang, Sheva memilih untuk menolaknya. Dan, alasan yang dia kemukakan pun cukup gentleman.
â€Dari perbincangan dalam kami, kami berdua mengambil kesimpulan bahwa dia sama sekali belum siap untuk menjadi pelatih kepala Ukraina, terang Presiden FFU kala itu, Anatoliy Konkov, kepada KyivPost.