Siswa SMK Negeri 2 Gorontalo Ini jadi Desainer Termuda Karawo di IFW 2023

Gorontalo
Desainer termuda Karawo di IFW 2023, Facriel Djou. (Foto: Isam/Diskominfotik Provinsi Gorontalo)
  Desainer termuda Karawo di IFW 2023, Facriel Djou. (Foto: Isam/Diskominfotik Provinsi Gorontalo)

Hargo.co.id, JAKARTA – Ada yang menarik pada penyelenggaraan Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 di Jakarta. Adalah Fachriel Djou, siswa kelas XI SMKN 2 Gorontalo menjadi peserta desainer perancang busana termuda di ajang tersebut.

Fachriel yang saat ini berusia 16 tahun, merupakan warga Kelurahan Bulotadaa Barat, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo. Berkat kemampuan yang dimiliki, Fachriel bisa dikatakan seorang milenial yang mampu mengharumkan nama Gorontalo lewat karyanya di bidang fashion perancang busana karawo.

Meski terbilang paling muda, tapi Fachriel Djou mengaku percaya diri menampilkan busana berbahan Karawo rancangannya di IFW 2023, yang mengusung tema Gorontalo’s day. Fachriel memboyong 10 karya untuk adu kualitas dengan desainer-desainer yang jauh lebih senior.

Skill merancang busana sendiri merupakan mimpi Fachriel sejak masih usia SMP.

“Sudah dari SMP bermimpi jadi fashion desainer. Saya bikin desain dan ilustrasi. Ketika sudah lulus SMP, saya ngomong ke orang tua meski masih dua hati karena ada stigma bahwa busana bidangnya perempuan. Orang tua saya ternyata mendukung,” kenang bocah ketiga dari tiga bersaudara itu dilansir dari Gorontaloprov.go.id

Karawo merupakan Bahasa Gorontalo yang artinya sulaman dengan tangan Orang-orang di luar Gorontalo mengenalnya dengan sebutan Kerawang. Karawo lahir dari proses panjang yang merupakan buah dari ketekunan para perajin. Seni membuat Kerawang atau Karawo disebut “Makarawo”.

Meski punya mimpi pamer karya, Ayi nama panggilannya, tidak menyangka bisa terpilih mewakili Gorontalo. Apalagi kurator desainer saat itu sekelas Naniek Rachmat wakil Ketua APPMI dan Tuti Cholid desainer fesyen kenamaan. Mereka sempat didampingi beberapa bulan sebelum diseleksi ke ajang IFW 2023.

Ayi mengaku saat itu ia hanya anak bawang. Sempat bertanya ke Naniek Rachmat jika ia bisa mewakili Gorontalo. Naniek yang belum mengetahui kualitas desainnya hanya memberi motivasi agar terus belajar dan berkembang.

“Sampai pada suatu ketika, kami semua diberi pekerjaan rumah. Dikasih kain dan diminta didesain. Ternyata hasil saya memikat ibu Naniek dan Ibu Tuti,” beber bocah kelahiran 10 Juli 2006 itu.

Karya-karya Ayi juga mendapat apresiasi dari Naniek Rachmat. Ia menilai Ayi layak diberi tempat di IFW 2023.

“Anak kecil tadi, si Fahri, SMK. Itu mendesainnya sangat indah, sangat bagus dan fresh. Tadinya dia ikut, kita paksa. Ibu Tuti bilangnya harus. Dia punya talenta,” kata Naniek pada suatu kesempatan saat berkunjung ke Gorontalo.

Kini mimpi Fachriel akan terwujud. Ia akan unjuk gigi pada tanggal 26 Februari 2023 tepat di hari penutupan Ia dijadwalkan tampil pada Wave of Karawo di show 3 jam 16.00 – 17.00 WIB.(*)

Penulis: Apris Nawu

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *