Hargo.co.id, GORONTALO – Umurnya yang masih belia tidak menyurutkan semangat dan tekadnya untuk menjadi pembalap handal. Adalah Adila Nafisah Abidju, gadis kelahiran 16 Mei 2009 ini sudah berani menantang aspal sejak usia 16 tahun.
“Saya ingin jadi pembalap wanita profesional. Walaupun cuma dikenal di Gorontalo, itu cukup buat saya bangga,” ujar Dila dengan mata berbinar.
Bagi siswi kelas X TSM SMK 1 Batudaa, dunia balap bukan sekadar ajang pamer kecepatan, ini soal panggilan jiwa. Hingga kini, ia telah mengikuti sembilan kejuaraan dan hampir tiap event ia naik podium, termasuk kejuaraaan nasional (Kejurnas) drag bike region V & VI yang dilangsungkan IMI Gorontalo di Sirkuit Bypass Kabupaten Bone Bolango.
“Hal yang paling berkesan selain beberapa kali naik podium itu disaat saya cedera di event Gorut. Tapi itu bukan alasan untuk mundur malah dari situ saya belajar bahwa pembalap itu harus kuat, tahan banting dan tidak boleh cengeng,” ungkapnya.
Persiapan menuju Kejurnas Drag Race pun digarap serius. Latihan rutin, setting motor, bahkan hingga tataran menjaga berat badan, dan memastikan kesehatan tetap prima.
“Tantangan bagi saya mungkin bersaing sama tim-tim besar yang pastinya mereka juga datang dengan persiapan yang matang,” tambahnya.
Dila melaju bukan sekadar di lintasan, tapi juga dalam membongkar batas usia, batas gender, dan batas keberanian. Baginya, ajang seperti ini bukan sekadar balapan, tapi ladang untuk tumbuh dan unjuk nyali.
Di akhir wawancaranya dengan reporter ia juga menyampaikan pesannya untuk generasi muda lainnya.
“Kalau mau masuk dunia balap, harus siap mental, siap fisik, dan juga siap dari segi keuangan. Tapi yang paling penting itu doa dan dukungan orang tua,” pesannya.
Dengan tangan menggenggam gas dan impian yang membara, Dila membuktikan bahwa jadi pembalap tak harus menunggu dewasa. Karena nyali tak kenal usia, dan lintasan selalu terbuka bagi siapa saja yang siap ‘gas pol’ mewujudkan mimpi.(MG-10)