Hargo.co.id, GORONTALO – Hanya dalam kurun waktu tiga bulan, kemiskinan Bone Bolango yang ada di angka 15,51 persen pada Maret, turun menjadi 14,80 persen di bulan Juli.
Berkurangnya warga miskin di Bone Bolango tak lepas dari strategi dan inovasi program yang dirintis pemimpinnya, yakni Merlan Uloli. Diantaranya, program KAKANDA yang merupakan akronim dari Kandang, Kolam, dan Kebun.
Pada program ini, Merlan Uloli memerintahkan OPD terkait, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serta Dinas Perikanan untuk bergerak cepat menjalankan program tersebut.
Namun, jika ditelisik lebih dalam lagi, rupanya ada program lain yang dijalankan Merlan. Yaitu, mengembangkan industri kecil menengah (IKM).
Bagaimana tidak, IKM yang merupakan sektor usaha dengan skala produksi lebih kecil dibanding industri besar, namun memiliki peran penting dalam ekonomi. Sebab IKM menciptakan banyak lapangan kerja, terutama di daerah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemanfaatan sumber daya setempat.
Selain itu, IKM meningkatkan daya saing produk lokal, mengurangi ketergantungan pada impor, serta mendorong inovasi dan diversifikasi ekonomi.
Dengan meningkatkan IKM, ekonomi daerah menjadi lebih kuat dan tahan terhadap guncangan global, yang pada akhirnya memperkuat ketahanan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Data yang berhasil dihimpun dari Pemkab Bone Bolango, pertumbuhan IKM di Bone Bolango sangat inline dengan
data BPS tahun 2024 yang menunjukan kontribusi perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 16,57 persen.
Pada tahun 2022, IKM di Bone Bolango sama sekali tak ada. Namun, pada 2023 jumlah IKM naik menjadi 8,26.
“Alhamdulillah, IKM kita terus mengalami peningkatan. Saya menargetkan IKM kita akan terus mengalami pertumbuhan seiring berjalannya waktu. Kami sudah menyiapkan strategi untuk mewujudkannya,” ujar Merlan yang saat ini tengah mencalonkan diri kembali sebagai Bupati Bone Bolango.
Bagi sejumlah kalangan, naiknya IKM di Bone Bolango merupakan bukti Merlan yang berpasangan dengan Syamsu Botutihe pada Pilkada 2024 ini, sangat berpihak kepada wong cilik atau warga kecil.(*)
Penulis: Rendi Wardani Fathan