Hargo.co.id, ANKARA – Pemilihan umum Presiden Turki, Ahad (24/6), kembali menetapkan Recep Tayyip Erdogan sebagai Presiden. Salah satu tokoh muslim dunia ini menang mutlak 58,76 persen.
Berbanding jauh dengan lawanya, Muharrem Ince yang memperoleh 26,87 persen, Mersal Aksener dan Selahattin Demirtas mendapatkan suara sebanyak 7,69 dan 5,56 persen.

Hasil Pemilu itu, membuat Erdogan kembali memimpin Turki empat tahun mendatang atau hingga periode 2022.
Pemilihan umum di Turki menjadi pemilihan umum yang tidak sesuai jadwal sebelumnya.
Harusnya, Pemilu digelar november tahun 2019, namun dipercepat 24 juni 2018, itu setelah adanya perubahan sistem, dimana saat ini Turki mengubah sistem pemerintahannya dari Parlementer menjadi Presidensial.
Erdogan menjadi pemimpin Turki selama 15 tahun dan menjadi pemimpin Turki terlama setelah Mustafa Kemal Attaturk yang merupakan pelopor kemodernan Turki. Erdogan menjadi salah satu pemimpin terkuat di Turki dan memberikan banyak pengaruh bagi pemerintahan Turki saat ini.
Walaupun pada masa kepemimpinannya mendapatkan banyak protes terutama pada Kudeta tahun 2016 oleh tentara, tapi masih banyak masyarakat Turki yang mendukung Erdogan untuk menjadi pemimpin Turki.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan selamat atas terpilih kembalinya Recep Tayyip Erdogan sebagai Presiden Turki. Jokowi mengaku mendapat laporan soal kemenangan Erdogan langsung dari Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi pada Senin (25/6) pagi.
“Saya mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Presiden Tayyip Erdogan sebagai Presiden Turki. Tadi Saya sudah minta Menlu untuk mengatur agar saya bisa telepon langsung ke Erdogan,” kata Jokowi usai meninjau kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Jokowi, Senin (25/6) sore.
Jokowi berharap hubungan bilateral Indonesia-Turki semakin baik. Terutama di bidang ekonomi dan investasi. Ia menyebut, Indonesia-Turki merupakan dua negara muslim besar di dunia yang memiliki banyak kesamaan. Kedua negara juga memiliki orientasi perjuangan yang sama di Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
“Memang kedekatan Indonesia dengan Turki dalam forum-forum OKI saya kira tidak perlu diragukan lagi,” ujar dia. (bal/net)