Hargo.co.id JAKARTA – Polemik tentang konten atau isi buku belum berhenti. Setelah muncul buku berkonten radikal untuk anak-anak TK, kini buku pendidikan agama Islam dan budi pekerti untuk kelas V SD menuai polemik.
Pemicunya, buku itu memuat susunan para nabi dengan urutan yang salah.
Kesalahan urutan nabi tersebut tertulis di halaman 86 buku terbitan Grafindo Media Pratama.
Di dalam buku itu tertulis, Nabi Muhammad adalah nabi urutan ke-13. Padahal, umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi urutan ke-25 atau terakhir.
Karena kesalahan itu, posisi Nabi Isa yang seharusnya sebagai nabi ke-24 justru tertulis di urutan ke-25. Kasus buku yang salah mengurutkan nabi-nabi itu mencuat di Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara.
Ceritanya, ada seorang wali murid yang mendapati anaknya salah dalam menghafal urutan nabi.
Informasi terbaru, buku yang dianggap meresahkan itu sudah ditarik. Keputusan tersebut diambil perusahaan penerbit yang bermarkas di Bandung itu. Karena bersifat pengayaan atau bukan buku wajib, persebaran buku tersebut tidak meluas.
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Tjipto Sumardi mengungkapkan, buku yang bermasalah itu bukan buku resmi keluaran Kemendikbud.
Menurut dia, untuk pembelajaran, buku dari Kemendikbud yang sudah ditelaah banyak pihak sudah cukup digunakan.
Namun, pada praktik di lapangan, masih ada sekolah yang mengadakan buku-buku pengayaan dari penerbit swasta. Kemendikbud pun tidak bisa membatasi atau mengharuskan sekolah hanya menggunakan buku keluaran Kemendikbud.