Hargo.co.id, GORONTALO – Sebagai salah satu pusat produksi kelapa sawit terbesar di Indonesia, Sulawesi menjadi fokus utama dari tim penelitian program BIMA Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI untuk penelitian terbaru yang bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi kehidupan petani kelapa sawit.

Penelitian ini secara khusus melakukan survei di Wonosari, Boalemo, yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kelapa sawit terkemuka di Sulawesi.
Meskipun kontribusi terhadap produksi kelapa sawit nasional sangat signifikan,

pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi para petani di wilayah ini masih terbatas.
Penelitian yang dibiayai melalui program pendanaan penuh hibah Kemenikbud Ristek RI penelitian BIMA tahun 2024 yang diketuai oleh Dr. Irawati Abdul, S.E., M.Si tersebut, memiliki urgensi tinggi mengingat pentingnya kelapa sawit sebagai komoditas ekonomi yang vital bagi Indonesia.
Dengan permintaan global yang terus meningkat, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan keberlanjutan kelapa sawit di Sulawesi menjadi semakin penting.
“Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang kondisi sosial ekonomi para petani, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan tepat sasaran,” kata Irawati.
Survei sendiri dipusatkan di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo dan dilaksanakan selama empat hari sejak tanggal 20 hingga 23 Juli 2024. Dalam penelitian ini, Tim Penelitian BIMA melibatkan ratusan petani kelapa sawit yang memberikan pandangan mereka tentang berbagai aspek kehidupan mereka.
“Penelitian ini mengeksplorasi berbagai faktor, mulai dari akses terhadap pendidikan dan pelatihan,
kondisi infrastruktur, hingga dukungan pemerintah dan akses ke pasar.
Hasil dari survei ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh petani kelapa sawit di wilayah ini,” tandas Irawati.
Ira mengungkapkan, salah satu temuan awal dari penelitian ini menunjukkan bahwa
akses terhadap pendidikan dan pelatihan memiliki dampak signifikan terhadap produktivitas dan kesejahteraan petani.
Petani yang memiliki akses lebih baik terhadap informasi dan teknologi pertanian cenderung memiliki hasil panen yang lebih tinggi dan lebih berkelanjutan.
Selain itu, kondisi infrastruktur seperti jalan dan irigasi juga berperan penting dalam menentukan efisiensi produksi dan distribusi kelapa sawit.
“Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan program juga menjadi faktor penentu dalam kesejahteraan petani. Penelitian ini menemukan bahwa kebijakan yang proaktif dan program yang terarah dapat membantu petani mengatasi berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga dan akses ke pasar,” kata Irawati.
“Dukungan ini juga penting dalam meningkatkan kualitas hidup petani dan keluarganya, serta memastikan keberlanjutan sektor kelapa sawit secara keseluruhan,” imbuhnya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam perumusan kebijakan yang lebih efektif dan inklusif.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani kelapa sawit di Wonosari, Boalemo,
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dapat mengembangkan strategi yang lebih tepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan petani,
dan memastikan keberlanjutan sektor kelapa sawit di Sulawesi.
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan langkah-langkah konkret dapat diambil
untuk meningkatkan kualitas hidup petani kelapa sawit, memperkuat daya saing sektor ini di pasar global,
dan memastikan bahwa manfaat ekonomi dari industri kelapa sawit dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
“Terutama bagi mereka yang menjadi tulang punggung dari industri ini.
Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya memiliki relevansi akademis tetapi juga
implikasi praktis yang signifikan bagi pembangunan ekonomi dan sosial di Sulawesi,” pungkas Irawati.(adv)