“Kalau sejarah soal sebelum tahun 1945 saya tidak terlalu tau pasti, karena saya lahir nanti tahun 1945,” ujarnya.
Namun menurut Lena, yang paling ia ingat adalah peristiwa yang terjadi di rentang tahun 1957.
Lena mengatakan, di tahun 1957 saat pasukan Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) datang ke Gorontalo, ayahnya adalah salah satu tokoh yang melawan Pasukan Permesta selain Nani Wartabone dan sejumlah pejuang lainnya yang tergabung dalam Kupdetat (Perlawanan mengusir permesta).
Kala itu, Pendang Kalengkongan sudah menjabat sebagai kepala pos polisi di Gorontalo.
“Sewaktu kedatangan pasukan Permesta ke Gorontalo ayah saya tidak ikut mengungsi bersama pejuang Gorntalo lainnya,karena dia merasa harus bertanggung jawab dengan pasukannya,” ujarnya.
Pendang Kalengkongan bersama tokoh Gorontalo saat itu kemudian ditangkap oleh pasukan Permesta.
Penangkapannya sendiri berlangsung dramatis. Saat itu rumah Pendang Kalengkongan di Kelurahan Tenda, dikepung oleh pasukan Permesta yang bersenjata lengkap.
Pendang lalu ditangkap dan dibawa ke Kotamobagu dengan mobil jeep yang didalamnya juga berada Kepala Kantor Pos Gorontalo, Kepala CPM, Mose (Anggota polisi), dan Yade (Anggota Polisi).