
Ditengah jalan, Mose dan Yade berhasil membebaskan diri dari kawalan pasukan Permesta, namun Pendang Kalengkongan, Kepala Kantor Pos dan Kepala CPM tidak berhasil melarikan diri.
Setelah tertangkapnya ketiga tokoh Gorontalo inilah, kemudian datang bantuan satu batalyon pasukan TNI dari Pusat untuk menumpas gerakan Permesta di Gorontalo. Pasukan Permesta akhirnya berhasil dipukul mundur.

Sayangnya ketika Pendang Kalengkongan telah dibunuh di Kotamobagu.
“Jenazah ayah saya diambil oleh kakak saya Emus Kalengkongan di Kotamobagu dan dipindahkan ke Gorontalo tepatnya di Taman Makam Pahlawan Gorontalo,” ungkapnya.
Sementara itu, Niko Hadju salah seorang pensiunan Tentara berpangkat Pembantu Letnan Dua juga punya cerita lain soal sepak terjang Pendang Kalengkongan, pimpinan polisi yang terkenal gagah berani itu.
Niko yang tinggal di Desa Bubeya Kecamatan Suwawa Kabupaten Bonebolango mengatakan, dirinya merupakan salah satu bagian dari pasukan rimba pimpinan Nani Wartabone saat itu. Niko mengatakan, Nani Wartabone dan Pendang Kalengkongan merupakan dua tokoh penting sejarah kemerdekaan Gorontalo.