Hargo.co.id, GORONTALO – Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Lomaya, Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) UNG menggelar kegiatan telusur budaya penamaan atau toponimi dan budaya lainnya dari Pegunungan Tilongkabila.
Rossalina Syufi selaku Ketua Umum Mapala Lomaya mengatakan, telusur budaya merupakan salah satu program kerja organisasi yang dilakukan di Desa Lomongo, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo
“Kami dari Lomaya mengumpulkan data-data untuk pegunungan yang ada di Gorontalo salah satunya Pegunungan Tilongkabila. Kegiatannya dimulai pada Jumat (08/3/2024) pekan kemarin,” kata Rossalina Syufi.
Ia menjelaskan, pada telusur budaya itu terdapat tiga tokoh masyarakat sebagai narasumber yaitu Koni Gani, Ramsi Datun Sola, dan Kule Tenge.
Selain mengumpulkan data, telusur budaya kali ini juga bertujuan mencari tahu
kearifan lokal dengan menggali pantangan atau larangan yang ada di Pegunungan Tilongkabila ini.
“Dilarang berisik apalagi sampai mengucapkan kata makian di atas gunung. Makian setan atau panggilan setan hari dihindari ketika berada di atas Pegunungan Tilongkabila,” kata Koni Gani.
Hal senada juga disampaikan Kule Tenge. Ia mengatakan, siapapun yang datang di Pegunungan Tilongkabila harus menghindari berteriak, mengeluh dan memaki di atas gunung.
“Jika berteriak atau pun mengeluh akan terjadi suatu kejadian yang tak terduga di atas pegunungan,” kata Kule Tenge.(*)
Penulis: Tasya Anugrah Putri Dilapanga
Editor: Sucipto Mokodompis