Hargo.co.id – Pihak Partai Gerindra menegaskan kursi calon presiden (capres) tidak akan bergeser dari nama Prabowo Subianto. Hanya saja saat ini partai yang dipimpin mantan Pangkostrad itu tengah mencari figur calon wakil presiden (cawapres). Dari sejumlah tokoh yang dibidik terdapat nama mantan Panglima TNI, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyatakan, saat ini partainya masih melakukan proses seleksi terkait beberapa nama yang akan dipasangkan untuk menjadi Cawapres dengan Prabowo Subianto.
Dia mengakui salah satu nama itu memang Gatot Nurmantyo. “Cawapres memang banyak tokoh, salah satunya Pak Gatot Nurmantyo,” kata Arief saat dihubungi JawaPos.com, Minggu (25/3)
Arief menuturkan, nama Gatot Nurmantyo muncul karena berpengalaman dalam mengurus tatanan pemerintah saat menjabat sebagai Panglima TNI. Selain itu, dianggap dekat dengan rakyat. “Bukan untuk capres, tapi cawapres bisa jadi,” sebutnya.
Anak buah Prabowo itu menilai, jika Prabowo Subianto berpasangan dengan Gatot pada Pilpres 2019, maka akan menjadi sebuah pasangan yang sangat ideal untuk mengurus tatanan negara. “Bisa berbagi tugas dengan baik, Pak Gatot bisa mengurus urusan pertahanan dan stabilitas negara,” papar Arief.
Partai Gerindra terus menggodok figur yang pas untuk mendampingi Prabowo Subianto. (dok. JawaPos.com)
Andaikan Prabowo benar-benar berpasangan dengan Gatot Nurmantyo, sambungnya, mantan Danjen Kopassus ini akan fokus membangun perekonomian negara.
“Karena misi besarnya Pak Prabowo itu mengembalikan kejayaan Indonesia. Kami tidak dalam penaklukan ekonomi asing,” ujar Arief.
Kendati demikian, akui Arief, partai berlambang burung garuda ini tidak hanya membahas nama Gatot Nurmantyo tapi juga ada tokoh politik lain. “Ada TGB Zainul Majdi, Cak Imin, ada dari PKS Sohibul Iman,” ucap Arief.
Oleh karena itu, lebih jauh Arief menuturkan Cawapres yang diusung menjadi pasangan Prabowo masih dalam pembahasan dan merupakan kewenangan partai. “Tapi saat ini masih dalam pembahasan, kita juga nggal buka pendaftara untuk pencalonan (Capres atau Cawapres),” tukas Arief.
(rdw/JPC/hg)