Hargo.co.id, GORONTALO – Perpaduan panorama Wisata Bajo dengan Kelestarian Lingkungan, memang menjadi daya tarik tersendiri untuk Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo. Menjaganya, tentu diperlukan kerja keras masyarakat setempat.
Berkaitan dengan hal itu, Kepala Desa Bajo Alkam Narda mengimbau seluruh masyarakat termasuk aparat desa
untuk selalu berkomitmen dalam menjaga dan melestarikan lingkungan agar bebas dari
kotoran sampah yang bisa mengakibatkan kerusakan ekosistem serta pencemaran lingkungan yang ada.
“Program desa yang di namakan Jum’at bersih, jadi setiap Jumat setiap warga masyarakat berpartisipasi dalam membersihkan lingkungan desa dan himbauan untuk tidak membuang sampah sembarangan mengingat Desa Bajo merupakan desa yang berada di pesisir pantai jadi himbauan untuk tidak mencemarkan lingkungan yang bisa berpangaruh pada kesehatan masyarakat,” ujar Alkam.
Dirinya juga menuturkan bahwa program daerah saat ini yang menjadi perhatian penting di Desa Bajo yaitu program stunting
yang mana Desa Bajo menurut survei dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo pada tahun 2018-2022
masuk dalam zona stunting yang cukup tinggi dengan angka 38 orang anak mengalami stunting.
“Dan dengan upaya pemerintahan desa dalam melakasanakan program ini dengan baik juga membuahkan hasil dengan hasil survei kembali yang di lakukan Dinas Kesehatan Provinsi dengan angka stanting yang menurun pada tahun 2023 menjadi 6 orang anak dan akan tetap melaksanakan program ini sehingga desa bajo kecamatan boalemo bisa terbebas dari stanting,” ucapnya.
Dari Dinas Parawisata Kabupaten Boalemo, Desa Bajo, kata Alkam, merupakan salah satu desa yang di tetapkan sebagai desa wisata,
namun menurutnya belum nampak intervensi daerah, sehingga dari desa berkeinginan untuk
membangun jembatan lingkungan agar Desa Bajo bisa terlihat tertata seperti desa wisata pada umumnya.
“Dan kelestarian di lingkungan juga sangat di jaga mengigat Desa Bajo merupakan desa yang berada di pesisir pantai maka rentan akan penyakit yang di akibatkan tercemarnya lingkungan,” pungkasnya.(*)
Penulis: Ningsih Gani/Mahasiswa Magang UNG
Editor: Ryan Lagili