Hargo.co.id, GORONTALO – Semangat dan dedikasi dari mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali membuahkan prestasi membanggakan. Abdul Gias Tomayahu, mahasiswa semester dua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya (FSB), berhasil meraih sejumlah medali emas di berbagai kompetisi nasional sepanjang tahun 2025.
Gias, sapaan akrabnya, merupakan pemuda asal Desa Leboto, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara. Di usianya yang baru 18 tahun, ia telah menorehkan capaian luar biasa di tingkat nasional. Yaitu, medali emas olimpiade sains Hari Kebangkitan Nasional (OSHKN) 2025–Bidang Bahasa Indonesia (A+), medali emas kompetisi sains Hardiknas Nasional (KSHN) 2025–bidang Bahasa Indonesia (A+), medali emas ajang Sains dan Matematika Indonesia (ASMI) 2025–bidang sejarah (A-), medali emas Brilliant Science Competition oleh NSSC 2025–bidang Bahasa Indonesia (A+), peserta aktif olimpiade sains pelajar nasional (OSPAN) 2025 di Yogyakarta, dan duta ragam nusantara Gorontalo batch 1 tahun 2025.

Sejak kecil, Gias dibesarkan oleh oma dan opanya yang menjadi teladan dalam hidup. Keluarganya hidup sederhana dan tidak memiliki akses terhadap teknologi seperti HP atau internet. Namun, dari mereka, ia belajar tentang pentingnya ilmu, ketekunan, dan nilai kasih sayang.
Kecintaannya terhadap bahasa dan sastra tumbuh sejak sekolah, di mana ia sering membaca puisi dan menulis catatan tentang lingkungan serta budaya lokal. Memilih kuliah di UNG, khususnya di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, menjadi keputusan yang memperkuat identitas dan kecintaannya terhadap bahasa dan budaya daerah.
“Setiap medali ini, bukan hanya soal menang, tapi tentang membuktikan bahwa perjuangan dan doa tidak pernah sia-sia,” ujar Gias.
Ia menegaskan bahwa prestasi ini adalah bentuk penghormatan untuk keluarganya, dan persembahan untuk tanah kelahirannya, Gorontalo.
Ia juga mengatakan bahwa motivasinya berprestasi tak lain berasal dari keinginan untuk membanggakan oma dan opa yang telah membesarkannya.
“Saya ingin mereka melihat saya berhasil sebelum usia mereka semakin lanjut,” tambahnya.
Selain itu, Gias memiliki cita-cita menjadi akademisi sekaligus budayawan yang mampu menjaga dan mengembangkan Bahasa dan Sastra Indonesia serta budaya lokal Gorontalo.
Menutup kisahnya, Gias memberi pesan penuh semangat bagi mahasiswa lainnya.
“Beranilah bermimpi. Jangan takut mencoba hanya karena kamu berasal dari daerah atau dari keluarga sederhana. Asah passion-mu, nikmati prosesnya, dan percayalah pada dirimu sendiri. Kita semua punya potensi untuk bersinar.” (Mg-05)