Hargo BANYUWANGI – Jika ada kuis siapa cepat dia dapat, dengan menyebut satu kata kunci: Banyuwangi! Apa yang ada di benak Anda? Jawabnya pun pasti beragam: Bupati Abdullah Azwar Anas! Pariwisata! Pantai Plengkung! Kawah Ijen! The Seven Giant Waves Wonder! Juara dunia versi UN-WTO, United Nation World Tourism Organization! 48 events di 2016! Pantai Pulau Merah! Pantai Watu Dodol! Teluk Hijau! Pantai Rajegwesi! Tempat lahir Menpar Arief Yahya yang bulan depan berulang tahun!
Rupanya, melalui pintu pariwisata, kota kecil sekelas Banyuwangi menjadi sangat dikenal di penjuru dunia.
Dulu orang mengenal Banyuwangi lebih sebagai kawasan yang serem, gudangnya dukun santet, menuju ke ujung kota di Jawa Timur itu melintasi alas purwo, hutan konservasi yang juga serem dengan isu begal dan bajing loncat. Tidak ada manis-manisnya, sama sekali.
“Sekarang suasananya beda, Banyuwangi menjadi destinasi wisata yang keren,†ucap Menpar Arief Yahya, di Jakarta.
Ibarat ikan, Banyuwangi ini hanya ikan kecil yang berenang di sekitar hiu dan paus. Dia hanya mengambil sisa-sisa makanan yang belum sempat ditelan oleh raksasa dan predator laut itu.
“Pausnya adalah Bali, ikan kecilnya adalah Banyuwangi. Mengoptimalkan sisa-sisanya Bali saja, Banyuwangi sangat maju, dengan 30 ribu wisman dan 1.5 juta wisnus setahun,†ungkap Arief Yahya.
Konsep Bali and Beyond itu, diam-diam sudah digas di Banyuwangi. Bupati Azwar Anas tidak mau banyak berteori, juga tidak mau banyak berargumentasi. Dia manfaatkan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, dengan menyediakan atraksi dan amenitas di kawasan itu. “Akhirnya, sebelum orang menyeberang ke Bali, atau habis mendarat dari Bali, mereka beristirahat di Banyuwangi,†jelas Arief Yahya.
Lama-lama, amenitasnya semakin kuat. Atraksinya juga semakin variatif. Untuk sekedar menginap semalam, menjadi sayang. Karena ada banyak objek destinasi yang tidak sempat dilihat.
“Kebetulan, objek alamnya juga bagus-bagus, punya pantai yang bagus, ada yang cocok untuk surfing, ada yang cocok untuk snorkeling diving, ada yang pasir merah, ada yang pasir putih. Inilah yang menjadi ujung tombak dan penopang ekonomi warganya,†kata dia.