Hargo.co.id, GORONTALO – Penangangan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sangat membutuhkan keterlibatan lintas sektor terkait di Provinsi Gorontalo.
Hal itu sebagaimana penyampaian Kabid Kesmas Dinkes Provinsi Gorontalo, Erni N. Mansur pada kegiatan bincang sehat, Senin (19/6/2023).
“Jadi penanganan kesehatan gangguan jiwa ini sangat-sangat membutuhkan lintas sektor terkait, memang strategi kita bahwa kita akan meningkatkan jejaring kemitraan dengan lintas program dan lintas sektor terkait seperti dinas sosial, Satpol PP, Kepolisian dan TNI polri,” kata Erni.
Membutuhkan lintas sektor terkait, lanjut Erna, karena untuk pengamanan dari ODGJ.
“Lintas sektor terkait ini untuk pengamanan dari orang gangguan jiwa yang mungkin kita bisa lihat sekarang banyak yang berkeliaran di jalan. Nah ini yang perlu pengamanan,” ujar Erni.
Ia mengungkapkan, dalam menangani ODGJ, pihaknya membutuhkan SDM tambahan. Sebab, di Provinsi Gorontalo sampai sekarang ini baru memiliki satu ahli kejiwaan.
“Di Provinsi Gorontalo baru memiliki satu ahli jiwa. Maka dari itu kami harap ini SDM yang akan mengambil profesi dokter, bisa untuk mengambil ahli kejiwaan karena sekarang ini perubahan global, apalagi trend kemiskinan cukup tinggi itu juga akan memicu gejala-gejala psikososial, nantinya kita akan butuh spesialis ahli jiwa lebih banyak,” kata Erni.
Selain kekurangan SDM dokter jiwa, kata Erni, rehabilitasi gangguan jiwa sampai saat ini belum terealisasi. Untuk mengatasinya, pihaknya membangun kerjasama dengan IPWL khusus terkait masalah kejiwaan.
“Untuk juga rehabilitasi orang dengan gangguan jiwa sebenarnya dinas sosial itu harus membuat panti rehabilitasi untuk ODGJ. Dulu kami rintis cuman sampai saat ini belum terealisasi mungkin saja kendala di keuangan. Yang harus ada gedungnya itu juga yang menjadi masalah. Kita akan coba membuat kesepakatan dengan IPWL khusus terkait masalah kejiwaan ini,” ujar Erni.
Untuk sementara ungkap Erni, penanganan ODGJ di Gorontalo masih di Rumah Sakit Tumbililato.
“Kemarin sudah terintis bahwa Bone Bolango akan membuat rumah sakit jiwa. Pohuwato juga dan Kabupaten Gorontalo juga akan membuat. Cuma ketika kita ajukan ke pusat, pembiayaan itu yang belum ada mungkin karena faktor ekonomi jadi tertunda lagi. Tetapi untuk lahan sudah disediakan beberapa Pemda yang minat membangun rumah sakit jiwa. Jadi untuk sekarang masih menggunakan rumah sakit Tombulilato untuk rehabilitas gangguan jiwa,” pungkasnya. (*)
Penulis: Nur Nadiva Daeng/Mahasiswa Magang UNG