Hargo.co.id, GORONTALO – Sudah diduga sedari awal, Calon Bupati Bone Bolango, Merlan Uloli akan diserang dengan adat daerah.
Hal itu pun terbukti. Di salah satu kampanye pasangan calon (Paslon) kompetitornya, ada pernyataan bahwa bencana yang terjadi di Bone Bolango disebabkan pemimpin daerah berasal dari kalangan perempuan.
Pernyataan ini, kontradiktif dengan hasil pengamatan pakar di berbagai universitas ternama di Indonesia yang menyebut dalang atau pemicu terjadinya bencana alam dikarenakan aktivitas manusia yang melakukan penebangan hutan secara liar.
Ya, banjir dan longsor terjadi lantaran hutan yang bergungsi sebagai penyerap air tidak dapat menyerap dan menyimpan air dalam jumlah yang banyak ketika hujan lebat terjadi.
Untuk itu, warga jangan sampai terjebak dengan pernyataan para juru kampanye (Jurkam) yang tak berdasar. Terlebih, Ketua Dewan Adat Provinsi Gorontalo, Alim S. Niode menegaskan, jika perempuan tak dilarang adat untuk menjadi pemimpin di Gorontalo.
“Siapa bilang perempuan tidak bisa jadi pemimpin di Gorontalo yang merupakan daerah adat.
Perempuan bisa jadi pemimpin di Gorontalo,” tegas Alim ketika diwawancarai usai sebuah kegiatan
yang bertemakan penguatan nilai demokrasi melalui penjaminan atas hukum adat, yang berlangsung di Gedung Bele li Mbui beberapa waktu lalu.
Alim juga mengungkapkan, dalam adat Gorontalo, kedudukan perempuan lebih mulia daripada laki-laki.
“Bahkan, kemuliaan perempuan itu dipinjam oleh laki-laki, untuk digunakan laki-laki dalam tahta kepemimpinannya,” terang Alim Niode.(*)
Penulis: Rendi Wardani Fathan