Hargo.co.id, JAKARTA – Rencana penggantian nama Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan (RSTN) Kabupaten Boalemo menjadi Rumah Sakit Umum Daerah drg. Clara Hadijah Gobel atau disingkat RSCG, akhirnya menuai restu keluarga besar Dr. (H.C.) Rachmat Gobel.
Itu setelah hasil audience antara Pemerintah Kabupaten Boalemo bersama keluarga besar Gobel berlangsung di kediaman orang tua Rachmat Gobel di Jakarta, Rabu (23/04/2025).
Hadir pada pertemuan ini, Bupati Boalemo, Drs. Rum Pagau, Wakil Bupati Boalemo, Lahmudin Hambali didampingi Direktur RSTN, dr. Rahmawaty Dai, Direktur RSIB, dr. Hendra serta 3 pimpinan DPRD Kabupaten Boalemo, masing-masing Ketua DPRD, Karyawan Eka Putra Noho, Wakil Ketua DPRD, Husain Etango, Wakil Ketua DPRD, Iwan Woluwo dan para pimpinan fraksi di parlemen.
Sementara dari pihak keluarga besar Gobel, hadir Dr. (H.C) Rachmat Gobel yang juga adik kandung almarhum (drg. Clara Hadijah Gobel), didampingi anak kandung almarhumah, yakni Mohammad Taufik Sutedjo Niode.
Audiensi berlangsung penuh kekeluargaan itu, Mohammad Taufik Sutedjo Niode akhirnya menyetujui dengan menandatangani penobatan nama almarhumah ibunda tercinta pada Rumah Sakit Umum Daerah drg. Clara Hadijah Gobel (RSCG) Kabupaten Boalemo.
Tak kalah menarik, sepanjang pertemuan itu, ananda Mohammad Taufik Sutedjo Niode bersama Bapak Rachmat Gobel sempat merasa terharu, dan ikut terhormat atas ide penamaan almarhumah pada rumah sakit milik Kabupaten Boalemo.
Keduanya lantas berterimakasih atas inisiatif Pemkab Boalemo, dengan harapan besar agar penobatan nama almarhumah dapat dijaga dengan baik.
Disela-sela itu pula, Mohammad Taufik Sutedjo Niode merasa terharu sambil bercerita, selama hidupnya, ia tak bisa melupakan Boalemo, Provinsi Gorontalo.
Sebab, di daerah ini, ia lahir dan dibesarkan ke 2 orang tua tercinta. Tepatnya, almarhumah sang ibu, drg. Clara Hadijah Gobel bersama almarhum sang ayah mengabdi diri di Puskes Tilamuta.
“Sebagai wujud kecintaan dan dukungan moril itu, Bapak Rachmat Gobel bersama ananda Mohammad Taufik Sutedjo Niode mengaku akan berkunjung ke Kabupaten Boalemo dalam waktu dekat. Keduanya meninjau langsung kondisi rumah sakit,” ungkap Direktur RSTN, dr. Rahmawaty Dai diwawancarai usai pertemuan tersebut.
Ditambahkan, srikandi kesehatan Kabupaten Boalemo ini bahwa, usulan penggantian RSCG sendiri sama sekali tidak menyampingkan kepentingan masyarakat petani dan nelayan. Semata-mata tujuannya mengangkat sisi kemanusian atas pengabdian luhur almarhumah di bidang kesehatan selama bertugas di Boalemo.
Ini pun sama persisnya, rumah sakit di sejumlah daerah yang mengganti nama mengabadikan sisi kemanusian, maupun ketokohan pernah berjasa membangun daerah.
Seperti, Rumah Sakit Sumedang, Jawa Barat diganti jadi RS Umar Wirahadikusumah. Begitu pula, Rumah Sakit Pariaman, Sumatera Barat jadi RS Prof. Muhamad Yamin, dan lainnya.
“Apalagi, secara histori, almarhumah drg. Clara Hadijah Gobel punya kedekatan emosional yang kuat masyarakat Boalemo. Beliau adalah dokter gigi pertama mengabdikan diri cukup lama di Puskesmas Tilamuta. Dari dedikasi inilah, kemudian muncul usulan penamaan RSCG,” jelas Rahmawaty Dai memaparkan di hadapan keluarga besar Bapak Rachmat Gobel.
Usulan penamaan itu kata Rahmawaty, bukan atas kehendak, apalagi keinginan Bupati Boalemo, Rum Pagau.
Namun, usulannya lahir dari lintas OPD dan satuan kerja lain saat rapat bersama. Sehingga, oleh Bapak Bupati Rum Pagau tinggal menyetujuinya, dan menempuh inisiatif untuk bertemu keluarga besar Bapak Rachmat Gobel di Jakarta.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan berterimakasih atas persetujuan keluarga besar Bapak Rachmat Gobel bersama ananda Mohammad Taufik Sutedjo Niode telah disetujuinya penamaan RSCG Kabupaten Boalemo,” ujar Rahmawaty menambahkan.
Dinobatkannya nama RSCG ini kata Rahmawaty, jadi inspirasi tersendiri bagi pemerintah daerah, dan juga tenaga kesehatan agar tetap mengenang dan menjaga citra baik ketokohan, maupun jasa-jasa almarhumah selama melayani masyarakat.
Sehingga, lanjut Rahmawaty, kedepan RSCG selalu mengusung moto pelayanan terbaik.
Tak sampai disitu, RSCG juga kedepan punya misi siap beralih status dari tipe C ke tipe B. Otomatis jangkauan pelayanan makin luas, ditambah ketersediaan sarana dan prasarana memadai.
Targetnya bisa menjangkau layanan rujukan kesehatan sampai wilayah bagian barat Gorontalo, termasuk daerah tetangga, Provinsi Sulawesi Tengah.
“Sejak 2023 lalu, Kemenkes RI sudah menetapkan RSTN pusat layanan rujukan wilayah Barat Provinsi Gorontalo. Keputusan ini diperkuat ketersediaan 8 jenis layanan penyakit rujukan dengan dokter spesialis handal. Mulai dari dokter spesialis jantung anak, kanker, spesialis jiwa, urologi, ahli bedah syaraf, penyakit paru dan lainnya,” beber Rahmawaty Dai.
Memenuhi visi dan misi pemerintahan PAHAM (Pagau-Hambali) mewujudkan Boalemo Produktif dan Berdaya Saing, maka RSCG ikut mendapat signal positif dari PT. Penjamin Infrastruktur Indonesia (PPI) yang merupakan bagian BUMN dibawah naungan Kementerian Keuangan RI.
“Dalam waktu dekat, pihak PT. PPI meninjau lahan rumah sakit, baik itu RSTN maupun RSIB untuk investasi penyediaan sarana dan prasana, berupa gedung rawat inap dengan skema KPBU. Kalau ini terpenuhi, otomatis RSTN sudah bisa beralih status jadi tipe B. Begitu pula RSIB diupayakan meningkat dari tipe D jadi tipe C,” terang Rahmawaty Dai.(*)