Kab. Pohuwato

Warga Enggan Fungsikan TPI Marisa, Ini Penyebabnya

×

Warga Enggan Fungsikan TPI Marisa, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
TPI Marisa
Kondisi TPI Marisa (kanan), suasana pembongkaran kapal ikan tidak jauh dari lokasi TPI Marisa (kiri), Senin (19/6/2023).

Hargo.co.id, GORONTALO – Sejak pengaktifan kembali, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Marisa, justru menuai keluhan para nelayan. Ya, minimnya fasilitas pendukung lainnya hingga Dermaga sebagai sarana tambatan untuk bongkar muat ikan, membuat kondisi TPI Marisa kian memprihatinkan. Alhasil, para nelayan pun nampak enggan untuk melakukan bongkar muat ikan di TPI Marisa.

Berita Terkait:  Kades Pohuwato Tunaikan Janjinya, Warga: Sekarang Kami Tak Khawatir Lagi

badan keuangan

Riskal Ismail, salah satu warga pesisir mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat nelayan Pohuwato saat ini. Bahkan menurutnya, dengan tidak tersedianya fasilitas pendukung oleh pemerintah daerah melalui dinas terkait, secara tidak langsung sengaja ingin merusak kualitas ikan yang kemudian berpengaruh buruk terhadap harga ikan di tingkatan nelayan.

“Sekarang sudah aktif TPI tapi tidak ada dermaganya, fasilitas lain tidak ada, kualitas ikan jadi rusak. Coba liat, untuk 30 basket saja itu butuh waktu 2 jam, belum lagi bongkar muat di speed bisa sampai 30 menit. Sampai sini bongkar lagi, rusak itu. Harganya ya pasti jatuh. Daripada begitu, nelayan pasti pilih bongkar muat di tempat yang lebih dekat,” ucapnya saat ditemui, Senin (19/6/2023).

Berita Terkait:  Ditinggal Pemilik, Warung Mie Ayam Cep Juna Ludes Terbakar

badan keuangan

Riskal menyebut, pemerintah terkesan memaksakan pengaktifan TPI Marisa. Hal ini, kata dia, hanya memberikan dampak negatif untuk kesejahteraan masyarakat nelayan.

“Terkesan hanya untuk menggugurkan kewajiban, sementara masalah utamanya justru tak ada solusi oleh pemerintah. Akibatnya, masyarakat nelayan yang kena dampak. Mau dipaksakan bongkar disitu (TPI), susah, mau bongkar di tempat lain diancam tidak akan mendapat rekomendasi oleh dinas untuk subsidi BBM. Ibaratnya nelayan kita ini dalam kondisi memilukan,” tegas Rizkal.

Berita Terkait:  Peduli Sungai Dengilo, Warga Apresiasi Komitmen Pelaku Usaha Pertambangan

Terpisah, Iky, salah satu warga lainnya juga menyayangkan sikap beberapa oknum pegawai Dinas Perikanan yang justru mengeluh soal biaya pembangunan dermaga yang menelan anggaran hingga miliaran rupiah. Menurutnya, hal itu tidak sepatutnya di sampaikan pemerintah kepada masyarakat.

“Masa kami berharap di bangun dermaga malah dengar suara begitu modelnya. Masa kami masyarakat yang harus pikir lagi itu, kalau tidak ada rakyat tidak ada ini pemerintah,” ucapnya dengan kesal.(*) 

Berita Terkait:  Stadion Pemuda di Tilamuta Memprihatinkan, Pemda Diminta Lakukan Perbaikan

Penulis: Riyan Lagili