Hargo.co.id, GORONTALO – Bupati Boalemo, Drs. Rum Pagau menseriusi persoalan dihadapi pihak PT. Pabrik Gula (PG) Tolangohula bersama elemen masyarakat.
Itu berkaitan soal keluhan atas kerugian dialami Perusahaan sebagai akibat hewan lepas yang merusak lahan pertanian tebu.
Pertemuan ini berlangsung di aula Kantor Camat Paguyaman, dihadiri unsur Forkopimda Boalemo, sejumlah pimpinan OPD, para camat, kepala desa dan perwakilan masyarakat.
Dalam pertemuan itu, Bupati Boalemo, Rum Pagau sempat menegaskan bahwa, dirinya siap memberikan jaminan bagi PT. PG Tolangohula soal kerusakan lahan tebu.
Tetapi, syaratnya oleh pihak PT. PG Tolangohula diminta juga bisa memenuhi keinginan masyarakat Boalemo.
Lantas apa tuntutan masyarakat dimaksud? Pertama, soal perbaikan embung di beberapa kawasan bantaran sungai Boalemo yang dekat lahan HGU milik PT. PG Tolangohula. Di mana, embung itu, kini sudah tertimbun dan tak lagi berfungsi. Akibatnya sering terjadi luapan banjir menghantam pemukiman warga.
Disamping itu, pihak PT. PG. Tolangohula diharapkan bisa membantu memperbaiki akses jalan yang rusak. Terutama ruas jalan yang sering dilalui kenderaan milik perusahaan.
Paling penting lagi, Bupati Rum Pagau meminta agar pihak PT. PG Tolangoula segera mungkin membayar BPHTB atas lahan perkebunan yang ada di wilayah Kabupaten Boalemo.
“Saya berharap pihak perusahaan dapat menyelesaikannya, agar saya dapat memperbaiki kembali jalan yang rusak. Saya pun yakin dan percaya kalua sinergi antara pihak PT. PG Tolangohula dengan masyarakat terjalin dengan baik, maka segala sesuatu permasalahan yang timbul dengan cepat teratasi,” turut Rum Pagau.
Lebih lanjut, Bupati Rum Pagau turut menginstrusikan kepada para camat dan kepala desa agar memperhatikan masalah hewan lepas. Yakni, dengan meminta masyarakat pemilik hewan agar tidak melepas hewan di kawasan perkebunan tebu.
“Saya meminta kepada para camat dan kepala desa segera mendata masyarakat pemilik hewan. Paling lambat 1 bulan kedepan ini datanya sudah ada di tangan saya. Ini untuk memudahkan pengawasan pemilik hewan ternak, dan juga kepentingan keberlangsungan program inseminasi hewan ternak sapi,” tutur Rum Pagau.
Sementara itu, perwakilan PT. PG Tolangohula, Marthen mengaku akibat hewan lepas yang merusak perkebunan lahan tebu tersebut menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Yakni, mencapai Rp. 18 miliar untuk produksi gula pasir dalam setahun.(Rls)