Hargo.co.id, JAKARTA – Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo diundang oleh Bappenas dan terlibat melakukan diskusi terkait rancangan rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2025-2045, Rabu (15/11/2023) di ruang rapat Co-Working Space, Menara Bappenas, Jakarta. Bappenas mengundang Nelson untuk dimintai saran terkait pengembangan konsep industrialisasi perdesaan.

Usai kegiatan, Nelson mengungkapkan, RPJPN 2025-2045 mencakup amanat pembangunan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi menjadi bagian dari tranformasi ekonomi. Pengembangan industrialisasi perdesaan, kata dia, dapat difokuskan pada versifikasi aktivitas ekonomi di perdesaan ke arah pengolahan dan jasa-jasa berbasis sumber daya lokal.
“Karenanya untuk menemukan konsep dan gagasan itu, pemerintah pusat melalui Bappenas melaksanakan diskusi tersebut,” ungkap Nelson.

Nelson yang juga Ketua koalisi pemerintah kabupaten penghasil kelapa (Kopek) mengatakan, saat ini kelapa menjadi perhatian nasional, sehingga untuk lima tahun kedepan arah pemikiran gagasan dan konsep pengembangan komoditas lokal khususnya kelapa akan dimasukan pada RPJMN tersebut.
“Bappenas sementara merancang komoditas lokal yang berbasis desa dan berbasis industri. Salah satunya kelapa masuk dalam strategis nasional,” ungkap Nelson.
Ia mengakui, apa yang sudah dibuat melalui program kopek dalam mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia menjadi perhatian pemerintah pusat. Program itu diantaranya, seminar, festival perkelapaan nasional dan internasional yang digelar dalam rangka mengedukasi memberikan semangat dalam pengembangan kelapa Indonesia.
“Kami diminta dalam diskusi itu, memasukan bagaimana road map pengembangan kelapa kedepan,” terang Nelson.
Dalam diskusi itu kata Nelson, dirinya juga memberikan beberapa masukan. Pertama, kata dia, hulunya, hal itu bisa dilakukan dengan revitalisasi kelapa. Kedua, lanjut bupati dua periode itu, hilirnya, disini bicara potensi industri kelapa, manajemen, industri terpadu, pasar dan seterusnya.
Disisi lain, hilirnya tidak sekedar satu jenis hasil usaha tapi berbagai jenis. Misalnya, daging, sabuk, batoknya airnya dan seterusnya, sehingga akan bervariasi hasilnya.
“Kelihatannya di negara lain sudah berkembang baik maka indonesia diharapkan menjadi pelopor komoditas-komoditas unggulan,” tandasnya. (*)
Penulis: Deice