Kota Gorontalo

Halaman Kantor Wali Kota Gorontalo Disulap jadi Dapur Umum

×

Halaman Kantor Wali Kota Gorontalo Disulap jadi Dapur Umum

Sebarkan artikel ini
Aktivitas dapur umum yang didirikan Pemerintah Kota Gorontalo di kantor wali kota. (Foto: Rendi Wardani Fathan/HARGO)
Aktivitas dapur umum yang didirikan Pemerintah Kota Gorontalo di kantor wali kota. (Foto: Rendi Wardani Fathan/HARGO)

Hargo.co.id, GORONTALO – Pemerintah Kota Gorontalo terus melakukan berbagai cara untuk menangani warga terdampak bencana banjir dan longsor.

badan keuangan

Upaya terbaru yang dilakukan adalah menyulap kantor wali kota menjadi dapur umum untuk para korban bencana banjir dan longsor. Hal ini sebagaimana hasil pertemuan singkat yang dipimpin oleh Pj Wali Kota Gorontalo, Ismail Madjid dan dihadiri oleh pimpinan OPD, Ahad (7/7/2024) pagi, di rumah jabatan wali kota.

“Setelah pertemuan yang dipimpin Pak Pj Wali Kota, dapur umum untuk aktivitas masak-memasak makanan para warga yang menjadi korban bencana banjir dan longsor langsung didirikan,” kata penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Deddy Kadullah, Senin (8/7/2024).

badan keuangan

Selain menjadikan halaman kantor wali kota sebagai dapur umum, kata Deddy, pihaknya juga menjadikan ruang Asisten I Setda sebagai posko utama penanganan bencana.

“Posko utama bencana kali ini kami tetapkan di ruangan asisten I. Posko utama ini, akan mengkoordinir posko-posko yang ada di kelurahan terdampak bencana banjir dan longsor,” ujar Deddy.

Deddy juga menjelaskan, saat ini pihaknya tengah berupaya melakukan penanganan penyebab bencana dibeberapa titik, yakni di Kelurahan Talumolo, Tenilo dan Bugis.

Di Talumolo dan Tenilo, kata Deddy, penyebab utamanya adalah cek dam yang ada di puncak Lotu tak berfungsi dengan baik lantaran tingginya material lumpur.

“Alhamdulillah, di Talumolo kami akan dibantu BNPB untuk mengeruk material yang ada di cek dam puncak Lotu. Begitu pula dengan di Tenilo. Kita akan mengeruk material lumpur di cek dam di wilayah tersebut,” tandas Deddy.

Sedangkan yang di Kelurahan Bugis, lanjut Deddy, disebabkan oleh tanggul yang jebol dan tanggul yang belum dibangun lantaran terkendala lahan.

Berita Terkait:  Marten Geram, OPD Terkesan Cuek dengan Pelaporan Program

“Kami saat ini tengah melakukan sosialisasi kepada warga yang menolak lahannya digunakan untuk pembangunan tanggul. Insya Allah mereka siap untuk memberikan lahannya, karena hanya itu solusinya. Jika mereka setuju, nanti akan kami carikan tempat untuk relokasi,” tandas Deddy.(*)

Penulis: Rendi Wardani Fathan