Hargo.co.id – Turki dan Iran berbagi perspektif umum untuk melindungi integritas wilayah Suriah, kata Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu selama kunjungannya ke ibukota Iran ,Teheran, pada hari Sabtu (05/03).
Davutoglu mengatakan kedua negara sepakat untuk mendukung penghentian permusuhan di Suriah untuk memulai proses negosiasi. “Kami (Turki dan Iran) mempertimbangkan bahwa menghentikan pertumpahan darah akan memberikan dasar yang penting bagi negosiasi politik,†kata Davutoglu.
Davutoglu mengatakan ia percaya bahwa Turki dan Iran setuju pada kebutuhan untuk melindungi integritas wilayah Suriah, mendukung penghentian permusuhan untuk memulai proses negosiasi, mewakili semua dari berbagai unsur Suriah di pemerintah, memerangi terorisme, dan tidak bergantung pada pelaku asing untuk memecahkan masalah di kawasan regional tersebut.
Sebuah perjanjian penghentian permusuhan mulai diberlakukan pada tanggal 27 Februari lalu, membuka jalan bagi pembicaraan lebih lanjut. Sejak gencatan senjata mulai diberlakukan, rezim Assad yang didukung Rusia dan Hizbolatt Lebanon terus melakukan serangan, baik dari udara dan serangan darat.
Amerika Serikat, Uni Eropa, Turki, dan negara-negara Teluk Arab, mengatakan bahwa gencatan senjata yang asli dapat dicapai hanya jika Rusia bersedia menghentikan serangan udara terhadap daerah yang dikuasai oposisi dan rakyat sipil di Suriah.
Selama kunjungannya, Davutoglu bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani dan Wakil Presiden Pertama Eshaq Jahangiri. (middleeastupdate.net/hargo)