Mendirikan Sholat Secara Ilmiah Menurut Dokter Aloei Saboe
(Renungan Pada Peringatan Isra’ Mi’raj )
Oleh:
DR. Dr. H. Muhammad Isman Jusuf, Sp.N
Dosen Kedokteran Universitas Negeri Gorontalo
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kota Gorontalo
Setiap tanggal 27 bulan Rajab, umat Islam di seluruh dunia memperingati peristiwa Isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra’adalah perjalanan pribadi Muhammad pada malam hari dalam waktu yang singkat dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid Aqsa di Palestina. Sedangkan mi’raj adalah perjalanan Nabi naik dari bumi ke langit hingga ke lapisan ketujuh dan sidratul muntaha. Alqur’an mengabadikan peristiwa agung ini dalam surah Al isra ayat 1.
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi mendapat perintah untuk menegakkan sholat. Ketika Allah memerintahkan puasa, cukup dengan menurunkan ayat. Saat memerintahkan zakat dan haji, Allah sekadar menurunkan wahyu. Sedangkan untuk perintah sholat, Nabi Muhammad SAW langsung dipanggil Allah SWT. Inilah salah satu keistimewaan sholat. Perintah sholat sama sekali bukan untuk kepentingan Allah. Sholat yang diperintahkanNya kepada manusia, manfaatnya akan kembali kepada manusia itu sendiri.
Sebagai seorang cendekiawan muslim, Dokter Aloei Saboe telah melakukan pengkajian tentang manfaat sholat dalam tinjauan kedokteran. Hasil kajian beliau tersebut dituangkan dalam buku yang berjudul “Hikmah Kesehatan Dalam Sholat”. Buku setebal 78 halaman yang diterbitkan oleh penerbit Al-Ma’arif Bandung di tahun 1986 ini memuat manfaat dari setiap gerakan dalam sholat dan dilengkapi dengan pendapat ilmiah terkait manfaat sholat yang disampaikan oleh sejumlah pakar kedokteran dari mancanegara yang justru tidak beragama Islam.
Menurut Dokter Aloei Saboe, efek kesehatan dari ibadah sholat akan dirasakan apabila pelakunya melakukan gerakan sholat secara tepat. Setiap penyimpangan dari gerakan sholat akan berubah pula fungsi dan manfatnya. Oleh karenanya kita dituntunkan untuk berpedoman pada rasulullah, sebagaimana sabda beliau: “Sholatlah kamu sebagimana aku sholat” (HR.Ad Daruqutni & Al Baihaqi). Dokter Aloei Saboe menyebutkan bahwa melaksanakan sholat sesuai dengan contoh rasulullah SAW sebagai “Sholat ilmiah”.
Sikap bersedekap dalam sholat yang melipatkan kedua tangan di atas pusat adalah bersedekap ilmiah sebab sikap tangan yang demikian merupakan sikap rileks atau istirahat sempurna bagi sendi siku, sendi pergelangan tangan dan otot-otot dari kedua tangan. Sirkulasi darah terutama aliran darah balik ke jantung menjadi lebih baik sehingga gerakan pada kedua sendi tangan menjadi lancar dan terhindar dari penyakit kekakuan sendi.
Gerakan ruku secara ilmiah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Al Haitsami adalah “Apabila ruku sekiranya diletakkan segelas air di atas punggung beliau, tidak akan bergerak dari tempatnya”. Hadits ini menggambarkan kepada kita bagaimana datarnya punggung rasulullah ketika posisi ruku’.
Dengan melaksanakan ruku’ secara ilmiah, maka tulang belakang akan tetap berada dalam kondisi baik dimana otot-otot punggung dapat berkontraksi serentak sehingga penyakit tulang punggung bengkok (skoliosis) yang sering timbul disebabkan sikap duduk yang salah pada waktu menulis dan membaca dapat dihindari bahkan disembuhkan.
Sikap sujud secara ilmiah akan menghasilkan otot-otot dada yang yang lebih besar dan kuat sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik. Bagi perempuan, berkembangnya otot dada sangat penting bukan saja menghasilkan buah dada yang montok dan bentuknya bagus akan tetapi kelenjar air susu menjadi lebih besar dan lebar sehingga produksi ASI (Air Susu Ibu) menjadi lebih banyak.
Selain itu, posisi sujud akan membantu kontraksi otot perut perempuan yang dapat membantu melancarkan dan mempercepat kelahran bayinya. Dokter Aloei Saboe juga mengkaji tentang sirkulasi darah di dalam otak saat melaksanakan sujud. Otak merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting. Apabila dalam waktu beberapa detik otak tidak mendapat pasokan darah, maka seketika itu juga orang tersebut akan pingsan bahkan dapat meninggal. Pada waktu melaksanakan sujud, kepala kita dalam posisi terendah sehingga mengakibatkan aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrisi akan lebih banyak yang mengalir ke otak.
Hal ini akan melatih dan membiasakan pembuluh darah otak untuk menerima aliran darah yang relatif lebih banyak dari biasanya sehingga kejadian stroke akibat penyempitan dan pecahnya pembuluh darah otak dapat dihindarkan.
Sikap duduk tahiyat awal (Iftirosy) dikatakan ilmiah apabila jari-jari kaki kanan tetap berdiri di atas lantai dan punggung kaki kiri di atas lantai serta kedua tumit kaki tetap menekan pada pangkal paha (bokong) kanan dan kiri. Dengan posisi demikian, maka tumit akan menekan otot dan saraf pangkal paha yang berefek pijatan sehingga dapat menghindarkan bahkan menyembuhkan ganngguan neuralgia.
Di samping itu pula pembuluh darah yang terdapat di area pangkal paha dapat terpijat sehingga aliran darah menjadi lancar dan menghindarkan gangguan wasir. Sikap duduk tahiyat akhir (Tawarruk) dikatakan ilmiah apabila duduk dengan pangkal paha kanan di atas tumit kaki kanan dan daerah perineum di atas tumit kaki kiri. Perineum merupakan bagian tubuh manusia yang penting karena di area ini terdapat alat kelamin.
Bagi pria dengan posisi duduk tawarruk, akan memberikan pijatan kepada beberapa organ penting diantaranya kandung kemih, protat, vas deferens dan testis sehingga memudahkan pembuangan air kecil, menghindari pembesaran prostat, memproduksi dan mengeluarkan sperma.
Bagi perempuan dengan posisi duduk tawarruk akan memperkuat otot di darah anus, vagina dan kandung kemih. Gerakan terakhir dari sholat adalah salam. Menurut Dokter Aloei Saboe, saat kita menoleh dan memalingkan kepala ke arah kanan dan ke kiri, maka akan menguatkan otot leher dan kuduk, melancarkan sirkulasi dan peredaran darah serta mengeluarkan senyawa asam laktat yang terdapat di dalam otot yang dapat menyebakan perasaan capai, kaku dan linu di bagian kepala dan leher.
Dalam bukunya ini, Dokter Aloei juga mengutip pendapat dari sejumlah ilmuwan kedokteran mancanegara tentang manfaat sholat untuk kesehatan. Diantaranya Prof. Dr. Vonschreber yang menyatakan bahwa gerakan dalam sholat adalah suatu cara untuk memeperoleh kesehatan sekaligus mendapakan bentuk tubuh yang bagus, lembut dan lincah bergerak serta menambah kekuatan dan daya tahan tubuh. Prof.Dr. Andry dari Prancis menyampaikan bahwa gerakan sholat yang dikerjakan setiap hari akan mengurangi gangguan obesitas, dabetes melitus, rematik, batu empedu, sembelit dan penyait lainnya. Pergelangan dan persendian menjadi mudah digerakkan, jantung menjadi lebih kuat, kapasitas paru menjadi lebih besar yang pada akhirnya menghasilkan individu sehat, pekerjaan yang lebih besar dan prestasi yang tinggi. Prof. Dr. Kohlrasch dan Prof. Dr.Leube menguraikan bahwa gerakan-gerakan dalam sholat akan mengurangi risiko terkena penyakit jantung mulai dari gannguan pada klep jantung, otot-otot jantung dan pembuluh darah jantung, serta mengurangi penyakit pada paru seperti bronkhitis, asma, dan tuberkulose.
Dokter Aloei Saboe juga mengutip pendapat Dr.Frederich W, Dr.G.Laborie, dan Dr.T.Y. Arraman yang ditulis Dalam Clinical experts no.14 terbitan Bayer Germany Pharmaceutical Division tentang principles of rheumatism theurapic, dikatakan bahwa jika ruku’ dikerjakan secara sempurna, maka dapat mencegah 17 macam penyakit yang bersumber pada ruas tulang belakang yang meliputi ruas tulang leher, ruas tulang punggung, ruas tulang pinggang, dan ruas tulang tungging.
Dikutip pula pendapat Dr.Eunice D Ingham dalam bukunya Stories the Feet Can Tell dan Dr.Mildred Carter dalam bukunya “Help Yourself With Foot Reflexology” yang menyampaikan bahwa posisi duduk iftirosy dan duduk tawarruk merupakan gerakan dan sikap tubuh yang sempurna dan ideal untuk memelihara dan memulihkan kesehatan dan kebugaran tubuh secara lahiriah maupun batiniah.
Disampaikan pula bahwa posisi duduk tahiyat adalah bagian dari terapi pijatan (accu-pressure) yang dapat menghindarkan bahkan menyembuhkan sejumlah penyakit di otak, dahi, mata, rahang, leher, kelenjar gondok, telinga, otot bahu, paru, jantung, pankreas, limpa, ginjal, lambung, usus, pinggang, tulang punggug, saluran kencing, kandung kemih dan berbagai penyakit lainnya.
Menurut Dokter Aloei Saboe, ibadah sholat yang sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW merupakan satu-satunya cara untuk membersihkan jiwa dan raga manusia. Kesucian dan kebersihan jiwa dan raga dalam Alquran selalu disebutkan bersama-sama bahkan hal ini telah dijadikan semboyan oleh WHO yaitu “Mens Sana In Corpore Sano” (Dalam Tubuh Yang Kuat Terdapat Jiwa Yang Sehat).
Untuk itu maka setiap muslim dituntun dan dituntut agar bisa mendirikan sholat secara ilmiah. Memang pada permulaannya bagi mereka yang tidak biasa agak melelahkan, kaku dan berat. Akan tetapi lama kelamaan menjadi terbiasa. Oleh karenanya Dokter Aloei Saboe menganjurkan agar sikap sholat ilmiah ini hendaknya dipelajari semasa kecil di bangku sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.
Penerbit Al-Maarif Bandung yang menerbitkan buku “Hikmah Kesehatan Dalam Sholat”, mengapresiasi upaya Dokter Aloei Saboe telah menulis buku ini yang diharapkan dapat menghalaukan kabut kegelapan yang sering menutupi manusia dari pancaran hikmah ibadah, sehingga dapat merasakan pentingnya ibadah sholat bagi kehidupan manusia di dunia di samping meningkatkan ketakwaan dalam menyongsong kehidupan di akherat kelak.
Begitu pentingnya isi buku ini sampai-sampai Menteri Agama Kabinet Pembangunan II Prof. Dr. Mukti Ali memintanya menjadi buku panduan bagi rombongan haji Indonesia.
Dari uraian yang dipaparkan oleh Dokter Aloei Saboe dalam bukunya tersebut, terlihat dengan jelas bahwa ibadah sholat memberikan manfaat kesehatan bagi pelakunya.
Allah SWT berfirman dalam QS.Al baqarah ayat 45:
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesunguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.
Melalui momentum peringatan isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW, kita tingkatkan kuantitas dan kualitas ibadah sholat kita baik fardhu maupun sunnah, sehingga memberikan manfaat baik di dunia maupun di akherat kelak. Amien!