Hargo.co.id, GORONTALO – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menghadiri langsung Wisuda ke-21 Univeritas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO), yang dirangkaikan dengan perayaan Milad Universitas.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengungkapkan rasa bahagianya dapat hadir di aula UMGO yang megah, dan membandingkannya dengan desain Stadion Old Trafford.

“Desainnya seperti Stadion Old Trafford. Stadionnya, gedungnya, aulanya unik. Dan tentu ini menunjukkan kemajuan UMGO yang tadi disampaikan oleh Pak Rektor, mencapai tahapan-tahapan yang sangat menggembirakan dan membanggakan,” ujar Abdul Mu’ti.
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, secara khusus mengapresiasi keberhasilan UMGO dalam mendirikan Fakultas Kedokteran. Menurutnya, Fakultas Kedokteran di UMGO menjadi yang kedua di Provinsi Gorontalo, menyusul Universitas Negeri Gorontalo. Di tingkat nasional, Muhammadiyah kini memiliki 21 Fakultas Kedokteran dari 163 perguruan tinggi di bawah naungannya.
“Mudah-mudahan pada Wisuda yang berikutnya, sudah ada tambahan guru besar dari para lektor kepala yang tadi disampaikan oleh Pak Rektor,” ungkap Abdul Mu’ti.
Selain itu, Abdul Mu’ti juga menyoroti dua prinsip dasar Muhammadiyah: amal saleh dan Fastabiqul Khoirot,
yang menjadikan UMGO sebagai pionir dan pelopor berbuat kebaikan.
“Dimensi ini melekat dalam diri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, yaitu gerakan pembaharuan di mana semua langkah dan geraknya tentu harus ada peningkatan-peningkatan, harus ada pembaharuan-pembaharuan,” jelasnya Abdul Mu’ti.
Disisi lain, Abdul Mu’ti, menyampaikan terima kasih atas dukungan UMGO terhadap program 17 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat’ dan sinergi
dalam peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah. Mengingat UMGO memiliki Fakultas Ilmu Pendidikan, PPG, PGSD,
dan PGPAUD, Menteri mengapresiasi peran UMGO dalam melahirkan guru-guru hebat di Indonesia.
Dirinya juga menjelaskan tiga program kementerian terkait peningkatan kualitas pendidik. Pertama, Pemenuhan Kualifikasi Guru. Lebih dari 249 ribu guru masih belum berpendidikan D4 atau S1. Kedua, Peningkatan Kesejahteraan Guru. Tunjangan sertifikasi guru non-ASN dinaikkan Rp 2 juta per bulan, sementara guru ASN sejumlah gaji pokok.
“Tahun ini, PPG akan diselenggarakan untuk 8.600 guru, memungkinkan mereka mengikuti sertifikasi dan mendapatkan tunjangan. Ketiga, Peningkatan Kompetensi Guru. Melalui pelatihan, guru tidak harus mengajar 24 jam dalam seminggu; cukup 16 jam, sisanya dapat dipenuhi dengan mengikuti pelatihan,” pungkas Abdul Mu’ti. (Mg-07)