Hargo.co.id, GORONTALO – Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu kabupaten penghasil kelapa terbesar di Indonesia, dimana kelapa menjadi komoditas unggulannya. Salah satu langkah kongkrit untuk mendorong pengembangan industri kelapanya, Pemrintah Kabupaten Gorontalo bersama International Coconut Community (ICC) dan Dewan Kelapa Indonesia (DEKINDO) menyelenggarakan kegiatan World Coconut Day.
Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengatakan, World Coconut Day (WCD) 2023 bertujuan untuk mendorong sinergi pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, petani dan peneliti dalam pengelolaan tata kelola kelapa nasional serta mendorong promosi, pemasaran produk kelapa UKM dan investasi kelapa dari hulu hingga hilir dengan memanfaatkan kerja sama ICC, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Agenda utama dalam World Coconut Day adalah Business and Partnership Matching yang mengangkat tema Accelerating Sustainable Coconut Value Chain as Indonesia’s Nature Based Innovation Portfolio. Bersama Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan Koalisi Ekonomi Membumi (KEM), kegiatan ini berupaya mempertemukan para pelaku usaha terkurasi khususnya komoditas kelapa dengan para mitra seperti buyers/traders, investor, dan enabler.
“Dengan harapan dapat tercipta potensi kerjasama dalam bentuk transaksi, pendanaan, bantuan teknis, akses jaringan, dan kolaborasi potensial lainnya. Di sisi lain, Business dan Partnership Matching ini juga menjadi kesempatan dimulainya penyusunan Peta Jalan atau Roadmap Kelapa berkelanjutan di Indonesia yang akan menjadi basis dari pengembangan portfolio kelapa terintegrasi di Indonesia dan akses pendanaan dan investasi baik dari dana publik maupun dana swasta,” jelas Nelson.
Nelson mengemukakan, WCD akan menjadi momentum awal untuk menjalin berbagai kolaborasi bisnis yang serius dan berdampak yang sejalan dengan komitmen pemerintah daerah untuk mendorong pembangunan yang lestari dan berkelanjutan.
Dengan mempromosikan rantai nilai yang berkelanjutan,
World Coconut Day bertujuan untuk meningkatkan akses pasar, membangun kepercayaan konsumen,
dan memastikan keberlanjutan sosial dan lingkungan, dan ekonomi lestari dari industri kelapa.
Dalam kesempatan ini pula, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) bekerja sama dengan
Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang merupakan anggota dari LTKL, KEM, serta Koalisi Pemerintah Daerah Penghasil Kelapa (Kopek),
untuk mendukung peningkatan produktivitas komoditas kelapa berkelanjutan di Indonesia melalui sistem green financing serta edukasi literasi keuangan dan digital. Peluncuran kerjasama ini dilakukan di Gorontalo, Sulawesi Utara bertepatan dengan World Coconut Day 2023.
Di hubungi terpisah, Gita Syahrani selaku Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi, mengatakan,
sebagai koalisi yang bertujuan menumbuhkan semangat bisnis dan investasi lestari,
akses pendanaan sering menjadi tantangan bagi para pelaku usaha dalam ekosistem binaan anggota pihaknya.
Sementara itu, Kepala Sekretariat Interim Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Ristika Putri menjelaskan, kolaborasi adalah kunci dalam mewujudkan industri kelapa berkelanjutan. LTKL menyambut baik kerjasama yang melibatkan multipihak dalam mendukung ekonomi lestari, sejalan dengan nilai LTKL.
“Kegiatan World Coconut Day bagi kami membangkitkan lagi geliat inovasi ekonomi berbasis alam,” ujar Ristika.
Kelapa sebenarnya sudah jadi komoditas ekspor yang menarik di beberapa negara di dunia. Pada tingkatan global saja nilai pasar kelapa mencapai USD 38,58 Miliar pada tahun 2030 kelak. Angka ini didapat dari pertumbuhan yang diharapkan sekitar 8,4 persen CAGR dari tahun 2023 hingga 2030. Peningkatan nilai ini didapat dari kelapa itu sendiri yang kini olahannya memiliki banyak variasi produk.
Lebih dari 90 persen produksi kelapa berasal dari negara-negara berkembang, termasuk Filipina, India, Brasil, Sri Lanka dan tentunya Indonesia.(*)
Penulis: Deice