Hargo.co.id, GORONTALO – Program makan bergizi gratis (MBG) yang dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo menuai kritikan.
Pasalnya, dalam ketentuannya tempat makanan harus terbuat dari stainless, namun yang ada wadah makanannya masih menggunakan bahan plastik.

Hal itu bisa dilihat saat pelaksanaan program rintisan pusat di beberapa sekolah wilayah Telaga dan Limboto Barat. Dari data yang ada sebanyak 3.172 siswa se Kecamatan Limboto Barat dan 3.065 siswa di Kecamatan Telaga yang terjangkau dengan program MBG semuanya menggunakan wadah berbahan plastik.
Kritikan tempat makanan program MBG sendiri, datang dari salah satu orang tua siswa, Aleks Maga.
Dia bilang, penggunaan bahan plastik sangat membahayakan kesehatan para siswa.
“Saat ini di wilayah Telaga tempat makannya masih menggunakan bahan plastik, yang tentu sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak,”ungkapnya.
Menggunakan bahan plastik untuk pelaksanaan program MBG hanya diberi toleransi hanya beberapa pekan saja pasca dilaunching. Penyedia dituntut untuk segera mengganti ke bahan stainless.
Hal ini dibenarkan penanggungjawab Badan Gizi Nasional (BGN) Provinsi Gorontalo, Zulkifli.
Menurutnya, pada 7 Mei kemarin, Dirjen Pengawasan BGN Pusat Kolonel Rudi Setiawan sudah melakukan pengecekan langsung dilapangan dan telah memberikan warning tegas kepada pihak penyedia program MBG di wilayah Kecamatan Telaga, yakni Yayasan Nurul Ilmi agar segera mengganti tempat makan program MBG sesuai dengan standar.
“Saat itu Pak Dirjen sudah memberikan waktu satu bulan kepada pihak yayasan untuk mengganti semua tempat makan yang tidak sesuai standar tersebut, akan tetapi kata Zulkifli hal tersebut sampai saat ini belum dilakukan,” ungkap Zulkifli.
Ia menambahkan, terkait hal ini BGN Provinsi Gorontalo akan segera memberikan laporan kepada BGN pusat
agar pihak Yayasan Nurul Ilmi yang dipimpin oleh Musbawati Kumbu mendapatkan penanganan lebih lanjut.(Deice)