Hargo.co.id, GORONTALO – Pusat Kuliner Kalimadu (Kalimantan Madura) mulai menjadi rujukan warga pada akhir pekan, untuk melepas kepenatan dari berbagai aktivitas yang dilakoni.
Buktinya, pada Ahad (8/1/2023) hampir disetiap tempat duduk yang tersedia di pusat kuliner yang dibangun Pemerintah Kota Gorontalo menggunakan dana PEN itu, terisi oleh warga.
Pengunjung yang datang bukan hanya duduk untuk mencicipi berbagai macam kuliner yang ada, tetapi ada juga yang sekedar bersantai sembari menikmati indahnya sore hari bersama pasangan, keluarga maupun kerabat.
Imelda Saskia Putri, salah satu pengunjung Kalimadu yang ditemui awak media mengatakan, waktu yang paling bagus untuk nongkrong disini mulai pukul 17.00 Wita. Karena diwaktu seperti itu, terik panas matahari sudah tak terasa.
“Menurut saya tempat ini salah satu tempat yang cukup bagus untuk menikmati sore sambil ngemil-ngemil karena ada beberapa pedagang kaki lima yang berjualan di tempat ini,” ungkap wanita yang akrab disapa Melda itu.
Dari pantauan awak media, penataan kawasan Kalimadu cukup apik. Mulai dari penataan tempat duduk, tempat sampah organik maupun non-organik pun sudah disediakan. Hal itu tentu saja membuat tempat ini terlihat sangat rapi dan bersih.
Banyaknya pengunjung Kalimadu membuat Pedagang Kaki Lima (PKL) berduyun-duyun untuk menjajakan dagangannya di lokasi tersebut.
Kartiko salah satu PKL yang berjualan di Kalimadu mengaku omsetnya naik saat mulai berjualan ditempat itu. Sebab, sangat banyak pengunjung yang datang untuk menikmati kuliner.
“Saya jualan disini sudah sekitar 3 bulan yang lalu, pernah juga saya berjualan di kompleks Menara Limboto
tapi omsetnya lebih banyak disini sih” kata Mas Kartiko salah satu pedagang somai di kawasan Kalimadu.
Kartiko mulai berjualan sore hari hingga pukul 12 malam, atau sampai jualan habis. Untuk omsetnya sendiri dalam satu kali jualan bisa sampai Rp. 300 ribu/malam.
“Dulu itu waktu Kalimadu belum diresmikan saya pernah jualan terus di usir sama Satpol PP
katanya belum ada tempat sampah yang disediakan, nanti jadi kotor” tutur Mas Kartiko.(*)
Penulis: Rita Setiawati
