Hargo.co.id, GORONTALO – Perayaan panen padi tradisional Gorontalo, Maledungga, kembali digelar dengan meriah, kali ini mengangkat tema “Suaka”.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Maledungga kali ini menghadirkan seniman skala yang lebih besar. Ya, sebanyak 40 seniman akan menampilkan karya-karya mereka di tiga lokasi penggilingan padi. Yaitu, di Kajami, Kami’u, dan Hardis Studio.
Acara pembukaan dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, termasuk perwakilan pemerintah desa Huntu Selatan, akademisi dari UNG, tokoh sesepuh Gorontalo, aktivis lingkungan, serta para pemilik penggilingan padi, Kak Jami dan Kami’u, yang telah memberikan dukungan besar terhadap kegiatan seni ini.
Inisiator acara menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, terutama atas dukungan ruang dan tempat yang diberikan oleh pemilik penggilingan padi. Tahun ini, sebuah gudang baru milik Kami’u turut difungsikan sebagai ruang pameran, menambah semarak acara.
Kurator seni rupa terkemuka dari Indonesia, Bobby Adrian, turut hadir dan memberikan apresiasi terhadap pelqksanaan Maledungga. la menekankan pentingnya seni yang dekat dengan masyarakat, sejalan dengan semangat kerja Biennale Jogja.
“Saya berharap dapat kembali berpartisipasi dalam perayaan Maledungga di tahun-tahun mendatang,” kata dia.
Pameran ini menampilkan 43 peserta, terdiri dari seniman individual, kelompok mahasiswa, kolektif seni, serta seniman dari Makassar dan Lombok. Mereka mengeksplorasi tema “Suaka” dari berbagai perspektif, termasuk isu lingkungan, HAM, perempuan, komunitas adat, dan pangan lokal.
Selain pameran karya rupa, Maledungga juga menyajikan beragam program menarik, seperti diskusi seni,
workshop pertanian dan pangan, pemutaran film, orasi kebudayaan, permainan anak-anak tradisional,
serta pasar kuliner Ambu. Rangkaian acara ini terbuka untuk partisipasi masyarakat luas dan berlangsung di tiga lokasi pameran. (MG-05/MG-07/MG-09/MG-11)