Hargo.co.id, GORONTALO – Kekerasan seksual, terutama terhadap perempuan merupakan salah satu dari tiga dosa besar dalam dunia pendidikan.

Hal tersebut disampaikan Lia Amalia, selaku Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) UNG dalam kegiatan Empower Talks di Kafe Samping Kampus, Kelurahan Dulalowo Timur, Jumat (26/4/2024).
“Kekerasan seksual itu merupakan kekerasan yang efeknya paling besar, karena menyangkut psikologisnya korban,” kata Lia Amalia.

Dirinya menambahkan, ketika seseorang mengalami kekerasan seksual, maka sepanjang hayat dikandung badan, hal tersebut tidak akan bisa hilang dari ingatan.
Kendati demikian, kata Lia, kekerasan seksual juga merupakan tindak kriminal yang paling susah untuk dibuktikan.
“Karena ketika kita dicolek atau di-cat calling, itu kan susah untuk kita buktikan,” tutur Lia pada kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kartini tersebut.
Oleh karena itu, lanjut dia, alangkah baiknya jika seluruh semua pihak saling menjaga satu sama lain, sebab setiap orang berpotensi menjadi pelaku maupun korban.
Lia menghimbau, setiap warga Gorontalo menjunjung tinggi semboyan adat di daerah tersebut, yakni ‘Adat Bersendikan Syara, Syara Bersendikan Kitabullah’.
Maka, terang Lia, seharusnya setiap orang kembali pada penguatan Agama dan penguatan Iman, agar semuanya tidak selalu berlindung di balik kalimat ‘hanya sekedar bercanda’.
“Ini bukan persoalan baku-sedu, tapi hargailah. Apalagi korban paling banyak perempuan,” ujar Lia.
“Ketika anda punya niat untuk melakukan kekerasan seksual, ingat ibu di rumah, kakak, adik, istri
dan anak-anak yang merupakan perempuan,” pungkasnya.(*)
Penulis: Fahrul Hulalata / Mahasiswa Magang UNG
Editor: Sucipto Mokodompis