Hargo.co.id, GORONTALO — Kisruh lahan pertambang emas di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango yang melibatkan masyarakat penambang dengan PT. Gorontalo Mineral, hingga saat ini belum mendapatkan titik terang.
Beberapa kali aksi unjuk rasa yang mengatas namakan masayarakat peduli penambang, berkoar mendesak Perusahaan Gorontalo Minerals untuk keluar dari Gorontalo dan membiar penambang untuk melakukan aktifitas pertambangan.

Menyikapi sejumlah aksi ini, salah satu tokoh masyarakat Suwawa, Andialam Taha, mengingatkan masyarakat, khususnya di Kecamatan Suwawa, untuk tidak terprovokasi oleh ajakan aksi unjuk rasa.
Andi menilai, gerakan aksi yang terjadi beberapa hari terakhir, dapat menimbulkan kerugian tersendiri untuk masyarakat. Dimana, ancaman penutupan lahan pertambangan yang menjadi lapangan kerja masyarakat lokal, tidak dapat diindahkan jika terjadinya chaos antara penambang dengan pihak perusahaan.
Belum lagi, Andi Alam Taha mengungkapkan, gerakan pengusiran PT. Gorontalo Minerals ini coba dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, hanya untuk meraub keuntungan finansial.
“Kalau misalkan aksi ini akan chaos dan menimbulkan korban jiwa, kemungkinan besar lahan pertambangan ini akan di tutup oleh aparat penegak hukum. Dan jika di tutup, yang jadi korban kan masyarakat. Karena tidak bisa menambang lagi,” kata Andialam Taha.
Andi menjelaskan, saat ini informasi yang masuk kepadanya, banyak warga yang seyogianya menginginkan perusahaan Gorontalo Minerals untuk segera melakukan produksi lahan tambang. Sebab, masayarakat menginginkan lapangan kerja yang sesuai dengan harapan.
“Kalau dari masyarakat, banyak sebenarnya yang menginginkan perusahaan agar segera beroperasi. Karena mereka ingin lapangan kerja yang sesuai dengan pendapatan yang pasti,” jelas Andi.
“Sebagai tokoh masyarakat, saya berharap agar masyarakat penambang tidak terprovokasi akan isu-isu pengambil alihan lahan tambang oleh perusahaan yang coba dimainkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” pungkasnya Andialam Taha.(Jun)