Gorontalo

Bertambah Lima, Total 49 Budaya Gorontalo Ditetapkan Jadi WBTB Indonesia

×

Bertambah Lima, Total 49 Budaya Gorontalo Ditetapkan Jadi WBTB Indonesia

Sebarkan artikel ini
Budaya Gorontalo
Ismail Pakaya saat memberikan arahan pada pembukaan seminar dan workshop Bangga Budaya Indonesia di Rumah Adat Dulohupa, Kota Gorontalo, Kamis (14/9/2023). (Foto: Istimewa)

Hargo.co.id, GORONTALO – Lima budaya Gorontalo kembali ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak benda (WBTB) Indonesia tahun 2023.

Berita Terkait:  RSUD Hasri Ainun Habibie Diminta Terus Lakukan Transformasi Kesehatan

badan keuangan

Total sudah ada 49 budaya Gorontalo yang telah ditetapkan menjadi WBTB Indonesia oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek.

Hal tersebut disampaikan Penjagub Gorontalo, Ismail Pakaya saat membuka seminar dan workshop Bangga Budaya Indonesia, Kamis (14/9/2023).

Berita Terkait:  Progres Perekaman KTP El di Gorontalo Sudah 98,14 Persen

badan keuangan

Kegiatan yang berlangsung di Rumah Adat Dulohupa, Kota Gorontalo tersebut dalam rangka penguatan ekosistem WBTB binthe biluhuta dan kain karawo

“Setelah ditetapkan menjadi WBTB kemudian mau diapain? Ini menjadi tantangan kita bersama,” kata Ismail Pakaya.

Berita Terkait:  Hari Kedua Idul Adha, Penjagub Rudy Silaturahmi ke Tokoh Masyarakat

“Apalagi berbicara tentang budaya itu meliputi empat hal, yaitu perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan,” tambahnya.

Lima budaya Gorontalo yang ditetapkan menjadi WBTB tahun ini yaitu wolimomo, paluwala, molunggelo, tidi lo bituo, serta mandi safar Atinggola.

Berita Terkait:  Pemprov Canangkan Hari Karawo 2024

Wolimomo adalah pakaian tradisional perempuan suku Gorontalo.

Wolimomo merupakan salah satu pakaian adat kebesaran yang wajib digunakan pada berbagai upacara adat, salah satunya pada saat akad nikah.

Berita Terkait:  Ini Pesan Penjagub untuk Kontingen PMR Peserta Jumbara Nasional IX

Sedangakan, Paluwala merupakan pakaian tradisional yang digunakan mempelai pria dalam resepsi pernikahan.

Selanjutnya tradisi molunggelo, yaitu menidurkan bayi pada buaian yang dilakukan turun temurun masyarakat Gorontalo sebagai ungkapan kasih sayang ibu.

Berita Terkait:  Gorontalo Karnaval Karawo 2024 Diharapkan Bisa Perluas Lapangan Kerja

Tidi lo bituo atau tarian keris yang menggambarkan hak azasi wanita untuk menuntuk keadilan, kebenaran, dan memutuskan sesuatu dengan bijaksana.

WBTB terakhir adalah tradisi mandi safar di Atinggola yang dilakukan setiap bulan Safar. Tradisi ini bermakna untuk membuang sial serta membersihkan diri dari segala dosa.

Berita Terkait:  Penjagub Ismail Hadiri Pisah Sambut Pangdam XIII/Merdeka di Manado

Upaya pelestarian budaya daerah menjadi perhatian serius Penjagub Ismail Pakaya.

Salah satu langkah konkret yang diambilnya yaitu menampilkan kesenian musik tradisional Gorontalo secara rutin di halaman rumah jabatan gubernur.

Berita Terkait:  Tahun Depan, Asrama Mahasiswa Gorontalo di Bogor bakal Direnovasi

Pagelaran musik tradisional tersebut dilaksanakan dua minggu sekali yang diisi dengan penampilan para siswa ataupun komunitas masyarakat lainnya.

“Mau ada yang nonton ataupun tidak, tetap isi malam minggu itu dengan kesenian tradisional,” kata Ismail.

Berita Terkait:  Registrasi Identitas Kependudukan Digital, Gorontalo Tertinggi Nasional

Pada pagelaran tersebut, masyarakat bebas keluar masuk ke rumah jabatan supaya bisa menonton atau mendengarkan atau melihat kesenian tradisional.

“Saya juga minta kepada Dinas Kominfotik untuk disiarkan secara langsung melalui radio dan media sosial Pemprov Gorontalo,” tandasnya.(***) 

Berita Terkait:  Disdukcapil PMD Provinsi Gelar Rakorev Penerapan IKD

Penulis: Sucipto Mokodompis