Hargo.co.id, GORONTALO – Aksi unjuk rasa yang terjadi di Kabupaten Pohuwato oleh Forum Persatuan Ahli Waris Penambang Pohuwato, Kamis (21/9/2023), menyisakan luka mendalam.
Tak hanya merusak kantor DPRD dan Rumah Dinas Bupati, massa juga membakar habis kantor Bupati. Bahkan, massa aksi juga melakukan perlawanan kepada para petugas pengamanan.
Akibatnya, 10 personil Kepolisian mengalami luka-luka hingga patah tulang.
Hal ini sebagaimana disampaikan Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Angesta Romano Yoyol saat ditemui di Mapolres Pohuwato, Kamis (21/9/2023) malam.
“Dari pihak kepolisian ada korban, anggota kami ada 10 luka-luka, ada yang patah tulang 2
dan kami bawa (rujuk) ke Gorontalo,” ungkap Kapolda Gorontalo.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga membantah jika pihaknya kecolongan atas insiden unjukrasa yang berhujung anarkisme tersebut.
Bahkan, dijelaskan Irjen Pol Angesta, pihaknya telah melakukan upaya-upaya pencegahan
dengan cara-cara persuasif terkait dengan persoalan tali asih perusahaan kepada masyarakat penambang.
“Kalau kecolongan gak mungkin, karena kita melakukan pengamanan itu sudah 1 minggu dan pendekatan kita lakukan sudah 1 bulan mulai dari sosialisasi tentang akan adanya tali asih.
Kita lakukan sosialisasi. Mereka demo di kantor Bupati kita lakukan pengamanan, di DPRD kita lakukan pengamanan, mereka bangun tenda di DPRD kita juga lakukan pengamanan.
Saya lakukan upaya dialog dengan mereka, saya ajak mereka tidak datang, tapi mereka balas dengan lemparan batu yang sudah disiapkan,” jelasnya.
Insiden pengerusakan hingga pembakaran kantor Bupati Pohuwato tersebut dijelaskanya, lantaran jumlah personil pengamanan yang tak sebanding dengan jumlah massa yang ada.
“Dilihat dari jumlah massa dengan jumlah polisi disana jauh karena kita mengamankan disini ada 12 titik yang kita jaga. Dengan jumlah polisi yang hanya 30 orang dan dengan massa sekian ribu tidak akan berimbang,” imbuhnya.
Untuk saat ini, masih kata Kapolda Gorontalo, pihaknya akan fokus pada pengamanan di Kabupaten Pohuwato
dengan akan menambah jumlah personil di masing-masing titik penjagaan.
“Kita fokus, khususnya kita lakukan pengamanan. skala prioritasnya. Kami menambah pengamanan di enam titik dengan kekuatan yang kami rasa cukup.
Fasilitas yang rusak masih kita data, cuma garis besarnya sekitar di tujuh titik itu yang besar,” pungkasnya.(*)
Penulis: Riyan Lagili