Example 728x250
Kab. Gorontalo Utara

Kasus Kekerasan Anak di Gorut Cukup Tinggi, Hingga Juli 2024 Sudah 15 Kasus

×

Kasus Kekerasan Anak di Gorut Cukup Tinggi, Hingga Juli 2024 Sudah 15 Kasus

Sebarkan artikel ini
Kasus Kekerasan Anak di Gorut Cukup Tinggi, Hingga Juli 2024 Sudah 15 Kasus
Kadis PPA Kabupaten Gorut, Salha Uno dan Wakil Ketua P2TP2A saat berbincang dengan para awak media, Rabu (10/07/2024). (Foto: Alosius Budiman/HARGO)

Hargo.co.id, GORONTALO – Kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) cukup tinggi. Buktinya, di tahun 2024 ini, hingga Juli tercatat sudah ada 15 kasus.

Berita Terkait:  Bupati Gorontalo Utara Buka MTQ di Kecamatan Monano

badan keuangan

Angka itu, belum termasuk dengan yang tidak melapor di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Gorut.

Hal ini pun diakui Kepala Dinas PPA, Salha Uno saat berbincang dengan para awak media, Rabu (10/07/2024).

Berita Terkait:  Persiapan Upacara HUT Proklamasi Terus Dimatangkan

badan keuangan

“Kasus kekerasan anak di Gorut memang cukup tinggi. Yang tercatat di kami tahun 2024 ini sampai bulan Juli ini sudah 15 kasus. Namun masih ada juga yang para korban dan keluarga korban tidak melapor ke dinas,” ungkap Salha.

Salha juga mengungkapkan kasus kekerasan terhadap anak sejak tahun 2019 sampai dengan 2024 ini. Menurutnya, jumlah kasus yang terlapor dan tercatat paling tinggi terjadi pada tahun 2023, yakni 25 kasus.

Berita Terkait:  Bupati Thariq Salurkan Serahkan Bantuan Pangan Kepada Masyarakat

Ditahun 2019 kekerasan anak 14 kasus. Tahun 2020, jumlahnya mencapai 22 kasus. Untuk tahun 2021 kekerasan anak 18 kasus, dan di tahun 2022 ada 21 kasus .

Menurut Salha, kekerasan terhadap anak didominasi dengan dugaan kekerasan seksual dan parahnya lagi banyak para pelaku dan korban memiliki hubungan kekerabatan.

Berita Terkait:  Thariq Terima Kunjungan Asosiasi UMKM dan IPEMI

“Ada yang hubunyannya antara ayah dan anak, paman dan ponakan, kakek dan cucu dan sebagainya,” jelasnya.

Jika mau jujur, dengan kondisi yang terjadi ini, pihaknya kata Salha sedikit kewalahan karena terkendala dengan anggaran. Hal ini bertolak belakang dengan Kabupaten Gorut sebagai Kabupaten Layak Anak yang seharusnya mendapatkan dukungan anggaran yang memadai.

Berita Terkait:  Sampah di Blok Plan Gorut Terbengkalai

Sementara itu, Wakil Ketua P2TP2A Gorut, Lince menambahkan, kasus kekerasan terhadap anak harus menjadi perhatian khusus dan perlu untuk diseriusi oleh daerah.

“Karena hal ini menyangkut nasib anak dan masa depannya,” tegas Lince.(*) 

Berita Terkait:  Sambut HUT ke-78 Proklamasi, Pemkab Gorut Berupaya Tarik Antusias Warga

Penulis: Alosius M. Budiman