HeadlineKab. Pohuwato

Kemarau Panjang Ditengah Ancaman PETI Popayato, Warga: Kami Butuh Air, Tolong Pak

×

Kemarau Panjang Ditengah Ancaman PETI Popayato, Warga: Kami Butuh Air, Tolong Pak

Sebarkan artikel ini
Kemarau
Aksi demo yang dilakukan aliansi pemuda dan masyarakat.

Hargo.co.id, GORONTALO – Kemarau panjang kian dirasakan dampaknya. Kekeringan hingga sulitnya akses air bersih jadi santapan sehari-hari warga. Di wilayah Popayato, Kabupaten Pohuwato, masyarakat justru diperhadapkan dengan kondisi kritis. Selain kekeringan, ancaman aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) pun menambah deretan kisah pilu masyarakat di ujung barat Gorontalo itu.

Berita Terkait:  8 Rekomendasi Sepatu Running Mills Terbaik dan Paling Awet

badan keuangan

Ya, masyarakat Popayato serumpun (Popayato Timur, Popayato dan Popayato Barat) terpaksa harus menerima imbas aktivitas PETI di hulu sungai Popayato. Akibatnya, air yang biasannya dikonsumsi warga, sudah tak dapat lagi dimanfaatkan lantaran diduga tercemar limbah PETI yang semakin marak. Tak hanya kebutuhan komsumsi, untuk mandi pun masyarakat mulai merasakan gatal-gatal.

Buntut dari aktivitas pertambangan, masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Pemuda bersama Rakyat,

badan keuangan

saat menggelar unjuk rasa di Kantor Camat Popayato Timur, Polsek Popayato dan Polsek Popayato Barat, Senin (9/10/2023).

Berita Terkait:  Pastikan PSU Aman, KPU Provinsi Gorontalo Gelar Audiensi Bersama Kapolda

“Kami heran, ini musim kemarau. Tapi ini koala (sungai) so macam pece (sudah seperti lumpur). Ini koala Torang (kami) jaga pake (pakai/ manfaatkan) minum, baru kalau so bagini ( sudah begini) Torang somo minum dari mana,?” tanya warga dalam orasi.

Dalam aksinya, masyarakat pun mendesak Polres Pohuwato untuk menertibkan aktivitas tambang yang diduga menggunakan alat berat di wilayah Popayato serumpun.

Aliansi pemuda bersama masyarakat mengatakan bahwa mereka tidak alergi dengan aktivitas tambang.

Hanya saja, aktivitas tambang dengan menggunakan alat berat membuat dampak kerusakan lingkungan yang signifikan, serta mencemari air yang menjadi sumber kebutuhan masyarakat.

Berita Terkait:  Kebakaran Gudang Hasil Pertanian di Kota Gorontalo, Kerugian Ditaksir Rp 80 Juta

Dalam aksinya itu, aliansi pemuda bersama masyarakat membawa sebotol air sungai yang mereka perlihatkan kepada anggota Polsek Popayato dan Polsek Popayato Barat sebagai bukti sungai Popayato sufah tercemar.

“Kami butuh air. Tolong pak Polisi tertibkan aktivitas tambang menggunakan alat berat yang telah mencemari air sungai kami,” seru salah satu orator dalam aksinya.(*) 

Berita Terkait:  Yuk! Datang ke Pesta Rakyat Tonny-Marten, Ada Wizz Baker dan Geisha

Penulis: Riyan Lagili