“Sehingga, bukan hanya mahasiswa yang teredukasi mengenai kejahatan berbahasa tetapi juga siswa,” imbuhnya.
Herman juga menuturkan bahwa kegiatan penyuluhan ini sudah tahun kedua dilaksanakan.
“Sasaran utama daripada kegiatan inipun adalah SMA, karena dari segi pola pikir dan tindakan anak-anak ini masih perlu diawasi dan diberikan edukasi,” terangnya.
Apalagi, penggunaan media sosial yang makin pesat juga menjadi salah satu alasan utama kegiatan ini akan terus di adakan.
“Penyuluhan ini berfokus pada tindak kejahatan berbahasa yang sering terjadi di media sosial yang sebagian besar penggunanya adalah remaja,” tuturnya.