Headline

Monumen Tanggomo di Sekretariat AMSI Gorontalo, Eduart: Isyarat Merawat Tradisi

×

Monumen Tanggomo di Sekretariat AMSI Gorontalo, Eduart: Isyarat Merawat Tradisi

Sebarkan artikel ini
Monumen Tanggomo di Sekretariat AMSI Gorontalo, Eduart_ Isyarat Merawat Tradisi
Rektor UNG, Eduart Wolok, Ketua AMSI Gorontalo, Feriyanto Madjowa bersama pengurus ketika melakukan foto bersama di monumen Tanggomo yang terletak di Wombohe Jurnalis, sekretariat AMSI Gorontalo, Sabtu (24/8/2024).

Hargo.co.id, GORONTALO – Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Prof. Dr. Eduart Wolok, meresmikan monumen tanggomo yang berada di Wombohe Jurnalis, sekretariat Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Gorontalo, pada Sabtu (24/8/2024). Monumen tanggomo tersebut sebagai pengingat jurnalisme lokal Gorontalo.

Berita Terkait:  Perpaduan Sosok Nasionalis dan Religius, Nelson: Gorontalo All Out Menangkan Ganjar-Mahfud

badan keuangan

“Monumen ini memberikan pertanda bagi kita bagaimana menjaga tradisi dan bagaimana tradisi itu berkontribusi bagi kemajuan masyarakat Gorontalo ke depan,” kata Eduart Wolok.

Eduart Wolok mengapresiasi AMSI yang telah menginisiasi dan menghidupkan kembali tanggomo.

Berita Terkait:  Daftar di Demokrat, Marten: Kami Sudah Berjuang Bersama Sejak 2014

badan keuangan

Artinya, kata Eduart, “budaya sastra yang menjadi local wisdom (kearifan lokal) Gorontalo kita pertahankan dan tidak hilang begitu saja.”

“Saya selaku rektor UNG siap menjadi mitra dan memberikan dukungan karena tanggomo merupakan satu rumpun keilmuan yang ada di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo,” ujarnya.

Berita Terkait:  Selundupkan 2,8 Ton Cap Tikus dari Sulut, 2 Warga Kabgor Diamankan Polisi

Menurut Rektor UNG, jurnalistik di Gorontalo berkembang dengan baik. Tentunya, dengan perkembangan jurnalistik di Gorontalo, termasuk keberadaan AMSI di dalamnya, diharapkan akan meningkatkan kapasitas dan kualitas pemberitaan media.

“Media tidak hanya sekadar memberitakan,” kata Rektor, ada esensi yang lebih penting bagaimana media akan menjadi mitra strategis bagi seluruh elemen untuk mengedukasi agar pemberitaan memberikan kontribusi terhadap kehidupan masyarakat.

Berita Terkait:  Bak MEP di Sulut, Kris Wartabone Tak dapat Rekom Parpol Tempatnya Bernaung

Ketua AMSI Gorontalo, Verrianto Madjowa, mengatakan, tanggomo lebih banyak menjadi kajian dalam ilmu sastra Gorontalo.

Lebih dari itu, kata Verri, tanggomo mengandung unsur dan fungsi jurnalistik yang telah berkembang lama, ratusan tahun lalu di Gorontalo, dalam memberikan informasi kepada khalayak luas.

Berita Terkait:  Terkait Pengembalian Dana Asuransi, Bagini Penjelasan Pihak BRI

Guru besar Universitas Negeri Gorontalo Prof. Dr. Nani Tuloli, telah melakukan kajian mengenai tanggomo.
Jenis sastra lisan Gorontalo tersebut mengandung peristiwa atau kejadian.

Orang yang menampung kejadian disebut ta motanggomo. Lebih khusus lagi orang yang menampung dan menceritakan kembali kejadian.

Berita Terkait:  Polisi Ciduk 4 Warga Tengah Asik Main Judi, Satu Diantaranya Mahasiswi

Pengertian menampung dalam konteks ini, dalam kajian Nani Tuloli, mencari atau menerima kejadian, selanjutnya mengubahnya menjadi satu cerita yang disebut tanggomo.

Kejadian yang diperoleh tukang tanggomo baik langsung maupun tidak langsung, digubah menjadi satu cerita yang berbentuk puisi.

Berita Terkait:  Sidang Perkara Hutang Piutang Libatkan Oknum Caleg di Bone Bolango: Tergugat Kembali Mangkir

Menurut Verri, tukang tanggomo mencari dan mengumpukan informasi dari masyarakat,

kemudian disebarluaskan ditempat umum secara lisan maupun dengan menggunakan alat musik, seperti gambus.

Dengan mengutip Bill Kovach & Tom Rosenstiel, Verri menjelaskan, saat abad pertengahan berakhir,

berita datang dalam bentuk lagu dan cerita, dalam balada-balada yang disenandungkan pengamen keliling.

Berita Terkait:  Bantu Perbaikan Jembatan, Seorang Warga Bongomeme Tewas Usai Tertimbun Material

Verri mengatakan sketsa dan proses pembuatan monumen tanggomo karya tiga mahasiswa Pendidikan Seni Rupa dan Desain Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo masing-masing: Sri Lismawati S. Dai, Fahria R. F. Utina dan Ahmad Iqbal Puluraga.

Selain itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNG, Angelica Cicilia, sedang melakukan penelitian aspek jurnalisme lokal dalam tanggomo.

Berita Terkait:  Jelang Nonaktif, Hamim Rajin Bina ASN dan Kades, Ada Apa?

Wombohe Jurnalis

Selain monumen tanggomo, AMSI Gorontalo menggelar doa dan syukuran “Wombohe Jurnalis” sebagai sekretariat bersama jurnalis di Gorontalo.

Berita Terkait:  4 Kontainer Bermuatan Batu Hitam Asal Gorontalo Dikabarkan Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok

“Wombohe” dalam bahasa Gorontalo berarti tempat untuk berteduh, dengan lokasi di Kelurahan Wongkaditi Barat, Kota Gorontalo.

Pembangunan Wombohe Jurnalis diprakarsai anggota dan pengurus AMSI Gorontalo dengan konsep ruang terbuka hijau. ”Terdapat lebih dari 30 pohon berbagai jenis telah tumbuh di lokasi ini,” kata Verri.

Berita Terkait:  Polisi Ciduk 4 Warga Tengah Asik Main Judi, Satu Diantaranya Mahasiswi

Pembangunan “Wombohe Jurnalis” mengacu pada desain rumah panggung Gorontalo. Sebagian besar material rumah panggung ini dengan konstruksi bangunan kayu dan papan.

“Wombohe jurnalis yang dipelopori AMSI Gorontalo sebagai sekretariat bersama jurnalis di Gorontalo,” kata Sekretaris AMSI Gorontalo Helmi Rasid.

Berita Terkait:  Jelang Nonaktif, Hamim Rajin Bina ASN dan Kades, Ada Apa?

Hadir dalam acara ini, majelis etik dan pengurus AMSI Gorontalo, antara lain, Dr. Salahudin Pakaya yang juga Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Gorontalo,

Muchlis S. Huntua sebelumnya Wakil Rektor I Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo, Ardi Wiranata Arsyad sebagai praktisi hukum dan akademisi, Melki Gani dan Awaludin.

Selain itu, doa dan syukuran Wombohe Jurnalis dihadiri perwakilan organisasi konstituen Dewan Pers,

seperti PWI, AJI, IJTI, SMSI, JMSI dan wartawan di Gorontalo.(Rls) 

Berita Terkait:  Terkait Pengembalian Dana Asuransi, Bagini Penjelasan Pihak BRI