Hargo.co.id, GORONTALO – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bone Bolango menutup rangkaian kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) membaca nyaring untuk guru, pustakawan, pegiat literasi dan orang tua pada Kamis (19/6/2025).
Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari, sejak 17 hingga 19 Juni 2025, berlangsung di lantai 2 gedung Perpustakaan Bone Bolango. Pada hari terakhir, peserta yang terlibat merupakan pustakawan dan pegiat literasi.

Sesi pemaparan materi berlangsung selama tiga jam, menghadirkan Raihan Lahidjun sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, Raihan menekankan pentingnya keberanian untuk tampil membaca nyaring di hadapan anak-anak.
“Pada dasarnya semua bisa membaca nyaring, tapi demam panggung itu tantangan yang nyata. Maka dari itu, komunitas membaca nyaring harus dibentuk agar kita bisa saling mendukung,” ujarnya.
Raihan juga menantang para peserta untuk tidak berhenti hanya di pelatihan. Ia mendorong agar komunitas yang lahir dari kegiatan ini mampu melahirkan satu antologi cerita anak yang ditulis oleh para anggotanya.
“Jangan jadikan anak sebagai alasan untuk ibu tidak berkembang. Justru, dari anaklah semangat membaca dan menulis itu bisa kita bangun,” tambahnya.
Dalam sesi wawancara dengan awak media, Raihan menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat berdampak positif terhadap upaya meningkatkan minat baca anak.
“Satu keteladanan jauh lebih berarti dari seribu nasihat. Orang tua harus sering membaca di depan anak. Dengan begitu, anak akan meniru dan tumbuh dengan kebiasaan positif,” katanya.
Raihan juga menegaskan bahwa keberhasilan bimtek ini sangat tergantung pada keberlanjutan kegiatan.
“Kalau tidak ada tindak lanjut, maka bimtek ini hanya akan jadi seremonial semata,” ujar Raihan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bone Bolango, Samsia Melu, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan budaya membaca di lingkungan keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.
“Kami ingin membaca nyaring menjadi metode utama dalam membangun minat baca dan terapi emosi anak sesuai usia mereka. Guru, pustakawan, pegiat literasi, dan orang tua harus saling bersinergi,” tuturnya.
Samsia juga berharap para peserta yang telah mengikuti bimtek ini akan menjadi penggerak literasi di lingkungannya masing-masing.
“Kami tidak ingin berhenti di pelatihan. Melalui komunitas yang akan dibentuk, kita harapkan akan muncul karya-karya seperti buku cerita anak, ruang-ruang baca, dan berbagai aktivitas literasi lain yang berkelanjutan,” tambahnya.
Semangat yang tercipta selama tiga hari pelaksanaan Bimtek ini menjadi pijakan penting bagi penguatan budaya literasi di Bone Bolango. Melalui kolaborasi antara guru, pustakawan, pegiat literasi, dan orang tua, diharapkan lahir komunitas-komunitas aktif yang mampu menghidupkan kegiatan membaca nyaring secara berkelanjutan.
Pemerintah Kabupaten Bone Bolango optimis bahwa inisiatif seperti ini akan menjadi awal lahirnya lebih banyak karya, ruang baca, dan kegiatan literasi yang mampu membentuk karakter serta kecintaan anak-anak terhadap buku dan pengetahuan. (Mg-12)