Hargo.co.id, GORONTALO – Pemerintah Provinsi Gorontalo terus mengakselerasi program-program prioritas nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) Penyerapan Anggaran APBD dan APBN Triwulan I TA 2025 di Hotel Aston,

Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Sofian Ibrahim, memaparkan kemajuan lima program utama di wilayah tersebut. Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu fokus utama, dengan target menjangkau 279.140 siswa dari tingkat PAUD hingga SMA di seluruh kabupaten/kota Gorontalo. Hingga Mei 2025, sebanyak 6 unit Sentra Pelayanan Pangan Gizi (SPPG) telah beroperasi di Gorontalo, melayani 88 sekolah dan 15.567 siswa.
“Kami menargetkan 23 unit SPPG dapat melayani 80.500 siswa di seluruh Gorontalo pada tahun 2025,” ujar Sofian Ibrahim.
Lebih lanjut diungkapkan rapat koordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) telah menyepakati percepatan operasional 19 SPPG baru, dengan rincian 9 unit di Kota Gorontalo, 4 unit di Kabupaten Gorontalo, 2 unit di Boalemo, 2 unit di Bone Bolango, 1 unit di Gorontalo Utara, dan 1 unit di Pohuwato. Beberapa kabupaten, seperti Gorontalo dan Bone Bolango, telah mengajukan lokasi usulan, sementara kabupaten lain didorong untuk segera menyusul.
Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih juga menunjukkan kemajuan positif. Per 22 Juni 2025, 100 persen musyawarah desa/kelurahan telah dilaksanakan. Saat ini, 72 persen koperasi di Gorontalo telah berbadan hukum, dan sisanya ditargetkan rampung pada akhir Juni 2025.
Sementara itu, untuk program Sekolah Rakyat, baru Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango yang telah mengusulkan lokasi lahan. Namun, usulan tersebut belum disetujui untuk implementasi tahap pertama karena belum memenuhi luasan lahan yang dipersyaratkan Kementerian Sosial.
Diharapkan, jika persyaratan terpenuhi, pembangunan sekolah rakyat dapat diimplementasikan pada tahap kedua.
“Saat ini, implementasi tahap pertama menggunakan gedung atau fasilitas yang sudah ada milik Kemensos atau BLK,” tambah Sofian Ibrahim.
Gorontalo menempati posisi ketiga secara nasional dalam pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG), setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejak 10 Februari hingga 7 Juni 2025, dari 157.422 pendaftar, 153.071 orang telah menjalani pemeriksaan kesehatan, mencapai 97 persen dari target.
“Capaian ini patut diapresiasi, dan Kepala Dinas Kesehatan diminta menjadi narasumber untuk berbagi strategi percepatan ini,” kata Sofian Ibrahim.
Namun, cakupan pemeriksaan per jiwa masih perlu ditingkatkan di beberapa kabupaten. Kabupaten Pohuwato, misalnya, baru mencapai 2,91 persen dari total jiwa yang harus diperiksa, sementara Kota Gorontalo baru 3,62 persen. Hasil pemeriksaan menunjukkan prevalensi hipertensi 19,9 persen, obesitas 35,85 persen dan perokok 16,1 persen.
Penemuan reaktif HIV pada 14 orang dari 2.712 yang diperiksa, serta kasus risiko kanker dan TBC,
menunjukkan pentingnya program ini untuk deteksi dini dan penanganan kesehatan masyarakat.
Terakhir, untuk program Sekolah Unggul Garuda, Kabupaten Boalemo telah mengusulkan lahan seluas 16,9 hektare. Proses pemenuhan persyaratan administratif sedang berjalan.
“Kami berharap persyaratan ini dapat disetujui sehingga Gorontalo akan memiliki SMA Unggul Garuda tambahan, melengkapi SMA Cendekia yang sudah ada,” tutup Sofyan. (Mg-07)