Hargo.co.id, GORONTALO – Praktek pertambangan emas ilegal di Kabupaten Gorontalo Utara, mulai marak terjadi, bahkan dengan menggunakan bahan kimia berupa cairan air perak (Sianida).

Hal ini berdasarkan hasil pantauan awak media terkait banyaknya sisa air perak dan tong yang digunakan para penambang di areal pertambangan ilegal, yang berlokasi di Desa Ilangata Barat, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara.
Dari keterangan sejumlah masyarakat yang ditemui, untuk pengolahan emas yang menggunakan tong maupun tromol adalah warga Gorut. Lokasinya juga tidak terlalu sulit karena dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.

Selain itu juga, warga menerangkan, terdapat satu unit alat berat yang beroperasi di areal pertambangan ilegal. Bahkan, di lokasi tersebut terdapat garapan alat berat dengan sistem jet atau menggunakan alkon untuk menyemprotkan air ke tanah yang telah dikeruk tersebut.
“Yang di belakang rumah itu pak, akan diolah. Nantinya akan di semprot dengan air,” ungkap warga.
Terkait dengan sistem pengolahan tromol keterangan warga yang diperoleh untuk satu kali pengolahan dengan 20 buah tromol, itu menggunakan enam kilo Mercury.
“Untuk satu kali pengolahan pak, kalau menggunakan 20 buah tromol mercurynya sampai enam kilo,” jelas warga.
Sementara itu beberapa masyarakat yang berhasil ditemui untuk dimintai keterangan mengatakan bahwa itu menggunakan sianida.
“Yang menjadi persoalan disini bagaimana dengan sistem pembuangan limbah hasil pengolahan. Apakah ada izin? Begitu juga pengerukan tanah yang menggunakan alat berat,” ungkap para warga.
Warga juga mengungkapkan, Secara kasat mata, lokasi tong tersebut sangat dekat dengan hutan mangrove,
dan ada kemungkinan sisah pengolahan limbah langsung mengalir ke hutan mangrove dan ini membahayakan ekosistem.
“Yang kami sayangkan pak, baik pemilik tromol dan tong ini, susah untuk dijumpai,
dengan alasan adanya urusan penting yang tak kunjung selesai,” pungkas para warga.(Alosius)