Hargo.co.id, GORONTALO – Dekranasda Provinsi Gorontalo menggelar pelatihan teknis pengirisan karawo, Selasa (14/11/2023).
Kegiatan yang berlangsung di Galeri UMKM Bank Indonesia (BI) Perwakilan Gorontalo ini merupakan hasil kerja sama dengan Kantor Perwakilan BI dan Pemprov.
Pelatihan diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari perajin pemula dari Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango, dan Kota Gorontalo.
Kegiatan yang akan dilaksanakan selama tiga hari ini dibuka langsung oleh Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo Fima Agustina.
“Tidak hanya hari ini dan di tempat ini, kami juga selalu mengadakan pelatihan intens diberbagai tempat dengan kelompok-kelompok kecil,” kata Fima.
Dalam sambutannya, Fima meminta agar peserta pelatihan selanjutnya bisa mengembangkan kemampuan dalam membuat karawo.
Tidak hanya belajar teknik mengiris, namun bisa juga diselingi dengan menyulam bahkan membuat desain motif.
Ia meyakini setiap perajin memiliki ide kreatif dan inovatif untuk mengembangkan motif-motif karawo.
Terlebih saat ini pembuatan karawo juga diminati kalangan milenial.
“Tak menutup kemungkinan peserta di sini juga bisa mengembangkan motif-motif karawo tersebut,” ungkapnya.
“Bukan hanya berdaya pada pengirisan, tapi juga dalam mendesain sehingga peserta memiliki kemampuan yang sempurna,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Dian Nugraha juga menjelaskan hal yang sama.
Menurutnya, untuk menghasilkan karya terbaik dari sulaman karawo ini masih terdapat keterbatasan dalam produksi.
Selain itu, ada kekhawatiran terhadap apresiasi yang diterima oleh perajin.
Menjawab tantangan ini, Pemprov bersama Bank Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan, serta stakeholder lainnya terus bersinergi.
Sinergitas teresebut dalam peningkatan secara produksi dan pengembangan UMKM yang bergerak dalam bidang fashion khususnya karawo.
Ia juga terus mendorong program yang meliputi aspek manajemen produksi , SDM, keuangan, promosi maupun pemberian bantuan teknis dan non teknis.
Kemudian akan mengupayakan agar bisa memberikan pelatihan bagi para difabel.
“Bank Indonesia terus berupaya untuk menjadi fasilitator dalam intermediasi antara UMKM dengan lembaga keuangan,” kata Dia.
“Hal itu dilakukan melalui kurasi untuk menghasilkan kredit berkualitas baik dengan tujuan penambahan modal usaha maupun investasi,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Gorontalo, Handoyo Sugiharto.
Menurutnya, pelatihan ini sangat penting karena salah satu sumber daya yang dapat mempengaruhi kelestarian dan kwalitas karawo adalah SDM perajin.
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah sedang memacu industri kreatif yang akan berdampak pada industri kecil menengah.
“Ini juga akan berdampak pada tingkat kemiskinanan dan pengangguran,” terangnya.
Dalam waktu dekat, kata Handoyo, pihaknya akan mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan penggunaan Karawo diberbagai kegiatan.
“Ini juga atas masukan Ketua PKK, untuk mendorong pelestarian Karawo. Salah satunya dengan wajib menggunakannya di setiap kegiatan,” ungkapnya.(Rilis)