Hargo.co.id, SUMUT – Salah satu pelaku pencurian sawit di Tanah Jawa, Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), mengaku kapok melakukan perbuatan tersebut.
Boby Dermawan (31), mengaku perbuatannya itu memang dilakukan semata-mata karena faktor ekonomi.
Boby kini merasa lega karena perkaranya diselesaikan secara restorative justice (RJ).
Dia bersama 69 tersangka lainnya diberikan sanksi membersihkan tempat ibadah berkat penuntasan perkara melalui RJ.
“Kami lakukan itu Pak karena memang kebutuhan Pak, memang di rumah betul-betul susah Pak,” kata Boby di Polsek Tanah Jawa, Selasa (5/9/23).
“Terima kasih banyak kepada pihak PT Perkebunan Nusantara IV. Pak kami minta maaf dan terima kasih banyak sudah mau memaafkan kami pak,” tambahnya.
Ia merasa bersyukur PT Perkebunan Nusantara IV (PT PN IV) sudah bersedia berdamai melalui restorative justice.
“Jujur ini baru pertama ini karena memang keadaan di rumah memang lagi betul-betul butuh bantuan makan,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, tiga tandan sawit yang dia curi bahkan belum sempat dijual.
Namun, ia telah berencana menggunakan uang hasil penjualan sawit curian itu untuk membeli beras dan biaya pengobatan orang tuanya.
“Itu untuk beli beras karena kemarin saya melakukan itu karena orang tua saya lagi sakit. Saya butuh biaya untuk berobat di rumah,” ungkap Boby.
Sebagaimana diketahui, Restorative justice menjadi program prioritas Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo.
Kapolri menekankan penanganan kasus dengan pendekatan restorative justice merupakan langkah untuk mengikuti dinamika perkembangan dunia hukum.
Dimana, saat ini dunia hukum mulai bergeser dari positivisme ke progresif untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat.
Menurut Kapolri, hal itu merupakan prinsip utama dalam keadilan restoratif.
Yaitu penegakan hukum yang selalu mengedepankan pemulihan kembali pada keadaan semula.
Juga mengembalikan pola hubungan baik dalam masyarakat.(*)
Rilis: Humas Mabes Polri