Hargo.co.id, GORONTALO – Inflasi di Kota Gorontalo terus terkendali selama empat bulan terakhir. Bahkan, dari sekian daerah di Gorontalo, inflasi di Kota Gorontalo paling terendah.
Terbaru, inflasi bulan Juni ke Juli atau month on month (mtm) di Kota Gorontalo turun 0,34 persen. Dimana, pada bulan Juni angka inflasi ada di angka 0,59 persen, sedangkan Juli 0,25 persen. Sementara inflasi year on year (yoy) turun hingga 2,79 persen. Angka ini hasil akumulasi inflasi Juli tahun 2022 di angka 4,53 persen dengan angka inflasi bulan Juli tahun 2023, yakni 1,74 persen.
Angka inflasi Kota Gorontalo ini berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo yang dirilis melalui berita resmi statistik.
Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Kota Gorontalo, Kaima Camaru mengatakan, turunnya angka inflasi di Kota Gorontalo tak lepas dari program yang dilaksanakan Pemerintah Kota Gorontalo. Program tersebut bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran, termasuk kestabilan harganya.
“Jika bahan pokok tidak tersedia dan ditambah permintaan pasar tinggi, maka harga barang akan naik. Oleh karena itu, kami selalu memastikan bahan pokok itu tersedia di pasaran dengan harga yang bisa di jangkau masyarakat,” ungkap Kaima.
Ia menambahkan, pemantauan secara rutin dilakukan pihak Pemerintah Kota Gorontalo untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dan kestabilan harga.
“Apabila kita temukan harga naik, misalnya beras maka pihak Bulog kita gandeng untuk melakukan intervensi sehingga harga bisa stabil dan terkendali. Begitu juga dengan minyak goreng, kalau stoknya kurang kita minta distributor untuk memperlancar pasokan ke pasaran. Kalau ada yang menimbun, maka siap-siap untuk disanksi tegas,” ujarnya.
Program lain yang dilaksanakan, kata Kaima, adalah menyalurkan bibit khususnya rica
yang selama ini memicu inflasi, yakni cabe ke kelompok-kelompok petani, khususnya para kaum ibu.
Nama programnya adalah Mari Tanam Halaman dengan Rica atau disingkat MATAHARI.
“Terus ada juga program budi daya ikan dengan sistem Bioflok. Program ini kami laksanakan, karena ikan juga menjadi penyumbang angka inflasi,” ujarnya.(*)
Penulis: Rendi Wardani Fathan