Hargo.co.id, GORONTALO – Warga Perumahan Bumi Wongkaditi III, masih harus berjibaku dengan jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki sejak hunian itu berdiri, yakni tahun 2016.
Dari pantauan pewarta, kondisi jalan itu, sangat memprihatinkan. Selain banyak kubangan dari yang ukuran kecil hingga besar, jalan sangat sulit dilalui ketika musim penghujan.
Bayu Usman, salah satu warga yang tinggal di Blok E perumahan tersebut mengaku kecewa dengan pihak developer. Bagaimana tidak, ucap Bayu, sebelum membeli rumah di perumahan itu, developer sudah berjanji untuk membangun jalan perum.
“Sejak pertama tinggal, tidak ada perubahan sama sekali pada jalan ini. Pihak developer sempat berjanji, diawal kami membeli rumah bahwa jalan akan diperbaiki,” ungkap Bayu ketika diwawancarai, Selasa (25/2/2025).
Namun, lanjut Bayu, hingga memasuki tahun 2025, janji itu tak pernah terealisasi. Alasan yang kerap dilontarkan adalah adanya pembangunan di bagian utara perumahan yang dianggap menghambat perbaikan jalan.
“Sekarang pembangunan itu sudah selesai, lalu apa lagi alasannya?,” tegas Bayu.
Ironisnya, ucap Bayu, saat ia melayangkan keluhan dimedia sosial, pihak developer melalui tukang atau mandor justru meminta unggahan tersebut dihapus.
“Saya bilang, silakan datang ke rumah kalau mau membahas soal itu, tapi mereka hanya diam. Padahal, hampir tiap pekan sering berpapasan, tapi tak pernah menegur,” beber dia.
Upaya perbaikan jalan pun sempat ditawarkan dengan syarat warga harus menyumbang semen tiga atau lima sak per rumah.
“Beberapa blok menyetujui, sehingga terlihat ada jalan yang sudah dicor. Tapi, saya dan beberapa teman lainnya menolak. Ini tanggung jawab developer, bukan warga perum,” jelas Bayu.
Menurutnya, hal ini sejalan dengan aturan yang menyebutkan bahwa penyediaan jalan, saluran air, dan taman adalah kewajiban pihak developer.
Kerusakan jalan tak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga membahayakan keselamatan. Bayu bercerita, mobil pribadinya rusak di bagian casis akibat sering melewati jalan berlubang.
“Teman saya juga mengalami hal serupa,” imbuhnya.
Kondisi ini kian miris ketika anak-anak terpaksa bermain sepeda di jalan lantaran tak ada taman bermain yang disediakan developer.
Bahkan, Bayu mengisahkan momen genting saat istrinya hendak melahirkan pada tahun 2023. Kala itu, dalam kondisi darurat, dirinya bersama istrti tercinta harus melewati jalan rusak.
“Rasanya benar-benar kesal,” tuturnya.
Meski saluran air di perumahan berfungsi baik, ketidakjelasan terkait perbaikan jalan membuat warga merasa diabaikan.
“Setidaknya berikan kami kepastian, tahun berapa akan diperbaiki. Jangan dibiarkan begini terus,” pungkas Bayu.
Bayu berharap pihak developer segera mengambil langkah nyata untuk memenuhi hak-hak penghuni perumahan.
“Kami hanya ingin kenyamanan yang seharusnya sudah menjadi kewajiban developer. Harapan saya, pihak developer mau mengunjungi blok ini dan membicarakannya baik-baik. Kasihan juga kalau setiap melewati jalan itu harus memaki meski hanya dalam hati. Siapa yang nyaman melewati jalan seperti itu?” tutup Bayu.(MG-08/MG-10)