Hargo.co.id, GORONTALO – Aksi demo anarkis di Kabupaten Pohuwato terkait persoalan pertambangan tidak hanya berdampak pada rusaknya sejumlah fasilitas pemerintah dan fasilitas umum.
Ya, aksi demo tersebut juga membuat sejumlah orang tua dari para massa aksi yang ditahan pihak kepolisian, meras cemas bercampur was-was.
Seperti yang dialami Santi (39) warga Kelurahan Hunggaluwa, Kecamatan Limboto, Gorontalo. Santi sangat mengkhawatirkan kondisi anaknya Ramdan Kadir (21) yang ikut diamankan polisi saat insiden aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh, Kamis (21/9/2023).
Santi, IRT 32 tahun itu kini hanya bisa berpasrah diri menunggu kepastian nasib anaknya yang diamankan polisi, yang padahal menurutnya Ramdan (21)
anaknya itu sama sekali bukan bagian dari massa aksi yang menggelar unjuk rasa apalagi jika dituding menjadi sebagai pelaku pemukulan anggota Polisi yang bertugas mengamankan
aksi demonstrasi di kantor Pani Gold Project (PGP).
Kekhawatiran Santi berserta keluarga pun kian menjadi-jadi saat video para pelaku
yang diamankan sedang diperiksa dan memperlihatkan kondisi Randy yang sudah babak belur.
“Saya mau tahu kondisi dia (Randy), apalagi di Video dorang kase lihat kamari dia so babadarah,” tutur Santi dengan cemas saat ditemui di depan Polres Pohuwato, Jumat (22/9/2023).
Tak hanya Santi, Uci keluarga dari Randy juga membenarkan jika Randy sedang
berada di rumah ketika unjuk rasa di kantor Merdeka Copper Gold di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia sedang berlangsung.
“Dia cuma di rumah, dari pagi sampe sore. Dorang turun dari rumah itu nanti jam 4 sore, ingin melihat kebakaran di kantor Bupati dengan suami saya.
Pas dorang lia demo, tiba-tiba sudah ada polisi dan dia langsung ditahan karena pakai jaket merah,
katanya dia (Randy) orang yang didalam video pelaku pemukulan polisi.
Sementara vidio pemukulan yang diatas (PGP) itu masih siang,” beber warga Sipatana ini.
Kejanggalan lain menurut Uci adalah kostum yang digunakan Randy yang dianggap mirip dengan pelaku pemukulan anggota Polisi saat demo berlangsung.
“Yang di video itu dia jaket merah tapi celana pendek, sedangkan Randy kasian pakai celana panjang. Mungkin karena jaket merahnya itu dia (Randy) sampai di bawa. Kasian dia tidak tahu apa-apa tiba-tiba ditangkap,” imbuhnya.
Saat dikonfirmasi terkait dugaan salah tangkap tersebut, Kapolres Pohuwato, AKBP Joko Sulistiono,
menyampaikan pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap para warga yang diamankan.
“Masih kita lakukan pemeriksaan, apakah yang bersangkutan hanya saksi atau terlibat dalam pengrusakan. Kalau memang tidak bersalah, akan kita pulangkan,” tandas Joko, saat ditemui Jumat (22/9/2023).(*)
Penulis: Riyan Lagili